Dark/Light Mode

Teluk Jakarta Tercemar Obat, KLHK Mau Panggil Perusahaan Farmasi

Selasa, 5 Oktober 2021 23:20 WIB
Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati
Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengaku, belum mendapat laporan terkait temuan adanya kandungan paracetamol di Teluk Jakarta.

Namun, Vivien akan memantau temuan pencemaran paracetamol di Teluk Jakarta.

“KLHK belum mendapat laporan soal temuan tersebut. Tapi kami akan pantau dan memanggil sejumlah perusahaan obat bulan ini. Kami akan cek bagaimana melakukan pengelolaan limbahnya, juga pengelolaan obat-obatan bekasnya yang sudah kadaluarsa,” kata Vivien pada konferensi pers, Selasa (5/10).

Baca juga : Jakarta Terkena Getah Tetangga

Dalam media briefing secara virtual, Vivien menyampaikan paracetamol yang menjadi bahan penelitian tersebut merupakan bagian dari berbagai upaya di dunia untuk melakukan penelitian terhadap Contaminants of Emerging Concern (CEC). 

Ia menjelaskan, CEC adalah bahan kimia sintetis atau alami yang biasanya tidak dipantau di lingkungan, tetapi memiliki potensi untuk memasuki lingkungan dan menyebabkan efek yang sudah diketahui atau diduga memiliki efek terhadap ekologis atau kesehatan manusia. 

Kontaminan  baru ini muncul karena belum cukup pengetahuan untuk memastikan efek samping dari bahan kimia, sehingga dapat dipahami risiko yang terkait dengan kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Baca juga : Dokter Temukan 1 Kg Paku Dan Baut Di Dalam Perut Pasien

“Saat ini belum ada baku mutu air terkait dengan paracetamol.Ini termasuk emerging pollutan. Dari paparan para ahli juga jumlahnya relatif kecil, dan kecil kemungkinan untuk mengganggu kesehatan, ” ujarnya.

Perbaikan Kualitas Air Laut

Plt. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Sigit Reliantoro mengatakan, Teluk Jakarta merupakan muara dari 13 sungai. 

Baca juga : Puan Harap Terminal Baru Bandara Mopah Permudah Akses Transportasi Rakyat

“Upaya paling efisien untuk penanganannya yaitu dilakukan sejak dari sumbernya. Jadi masing-masing daerah melakukan identifikasi sumber pencemarnya. Jadi kunci utamanya yaitu kolaborasi untuk perbaikan kualitas air laut di Jakarta khususnya,” kata Sigit. 
    
Untuk menindaklanjuti pengelolaan bahan kimia farmasetika dan Contaminants of Emerging Concern, KLHK dan BRIN akan membentuk Working Group Pengelolaan Contaminants of Emerging Concern, bekerjasama dengan kementerian teknis terkait dan Perguruan Tinggi. 

KLHK juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan obat-obatan baik terutama obat yang tersedia bebas di pasaran. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.