Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Manfaatkan Lalat BSF, KPI Kembangkan Peternakan Dan Pertanian Terintegrasi

Sabtu, 6 November 2021 07:11 WIB
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI), Ifki Sukarya (ketiga kanan) saat berkunjung ke lokasi budi daya lele, hasil binaan Pertamina RU V Balikpapan. (Foto : Fazry)
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI), Ifki Sukarya (ketiga kanan) saat berkunjung ke lokasi budi daya lele, hasil binaan Pertamina RU V Balikpapan. (Foto : Fazry)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI) Unit Balikpapan memberdayakan kelompok masyarakat binaan melalui pengelolaan sampah organik dengan mengintegrasikan peternakan, budidaya Black Soldier Fly (BSF), dan pertanian organik atau Petratonik.

"Mengolah sampah organik selain mengurangi pencemaran lingkungan ternyata dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bernilai ekonomi. Setidaknya itu ditunjukkan oleh yaitu Kelompok Petratonik," kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin di Balikpapan, Kalimatan Timur, Jumat (5/11/2021).

Program Petratonik yang diinisiasi oleh Pertamina melalui PT KPI ini dilaksanakan sejak tahun 2019 bekerja sama dengan Enviro Strategic Indonesia.

Baca juga : Wapres: Peparnas Tumbuhkan Semangat Kesetaraan Dan Persamaan

Chandra mengatakan, konsep awal pengembangan masyarakat ini adalah bagaimana masyarakat dapat turut menjaga lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik.

"Sampah-sampah organik kemudian dimanfaatkan sebagai media pengembangan lalat BSF," ujarnya.

Peningkatan produksi BSF terus dilakukan melalui pengembangan fasilitas pendukungnya. Saat ini sudah terdapat bangunan yang difungsikan sebagai tempat ruang produksi larva dan ruang perkembangbiakan BSF. 

Baca juga : Kemendes Gagas Program Desa Peternakan Terpadu

Dari periode Januari sampai dengan Oktober 2021, kelompok telah mampu menghasilkan sekitar 376 kg BSF.

Sementara jumlah sampah organik yang dikelola mencapai 8.000 kg atau 8 ton. BSF ini saat ini dimanfaatkan oleh kelompok untuk campuran pakan ayam dan pakan lele.

"Proses menuju kemandirian tentunya memerlukan waktu. Program terintegrasi ini pada akhirnya nanti kami harapkan dapat meningkatkan pendapatan kelompok. Dan semoga prosesnya dapat berjalan dengan baik." tutup Chandra. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.