Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sebaran ekonomi digital di masyarakat semakin luas. Kini, pelakunya tidak hanya terbatas pada start-up dan ritel-ritel modern. Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tradisional juga sudah melek dengan ekonomi digital. Termasuk Warung Tegal alias warteg.
Salah satu warteg yang sudah melek ekonomi digital adalah Warteg Karomah, di Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Tangerang. Sejak 5 Januari 2023, warteg ini mulai melayani pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Rini, pemilik Warteg Karomah, menyatakan, dirinya inisiatif menyediakan QRIS untuk memudahkan pelanggan yang mau makan di warungnya. “Inisiatif sendiri. Agar para ojol (ojek online) yang tidak bawa uang tunai tetap bisa makan,” tuturnya.
Baca juga : Presiden Tekankan Pentingnya Digitalisasi Produktivitas Blok Rokan
Memang, selain masyarakat sekitar, warteg yang terletak di samping pusat perbelanjaan Q-BIG BSD, Tangerang, ini sering disinggahi para ojol. Menu yang lengkap, makanan yang lezat, plus harga yang murah meriah, membuat warteg ini selalu ramai.
Meski baru sekitar 10 hari, metode pembayaran dengan QRIS ini sudah banyak digunakan pelanggan. Rini menyebutkan, sejauh ini, rata-rata sudah ada 10 pelanggan per hari yang menggunakan metode pembayaran dengan QRIS. “Ini memudahkan untuk kami dan pelanggan,” imbuhnya.
Keuntungan lain yang diraihnya dengan menyediakan QRIS adalah meminimalisir yang kasbon. Sebelumnya, saat ada pelanggan yang tidak membawa uang tunai, biasanya mereka kasbon dulu. Sekarang, meski tidak membawa uang nilai, mereka tidak perlu kasbon. “Tinggal scan aja,” ucapnya.
Baca juga : Asoasiasi Desa Kreatif Di Kabupaten Bekasi Dukung Digitalisasi UMKM & Pengembangan SDM
Rini tidak khawatir dengan uangnya akan hilang dengan masuk ke dunia ekonomi digital. Sebab, dia bisa mengecek secara mandiri jumlah uang yang masuk ke rekeningnya melalui pembayaran QRIS. “Setiap hari kami bisa cek yang masuk berapa,” jelasnya.
Untuk penyimpanan uang, Rini memilih menabung di bank. Salah satunya, di Bank Rakyat Indonesia (BRI). “Kami jadi nasabah BRI sejak pertama buka warung,” terangnya. Rini dan suami membuka Warteg Karomah sekitar tahun 2011.
Baca juga : Menkeu: Ekonomi Triwulan IV Akan Berdaya Tahan Tinggi
Layanan Digital Prima BRI
Melalui transformasi digital, BRI terus memperkuat ekosistem melalui ragam layanan yang disediakan. BRI pun terus berkomitmen menghadirkan layanan prima yang berorientasi kepada nasabah. Salah satunya melalui Super Apps BRImo.
Super Apps BRImo, yang dikembangkan BRI, mendapatkan respons positif dari masyarakat. Hal tersebut terlihat dari jumlah pengguna BRImo yang melesat sebesar 73,55 persen YoY menjadi 22,37 pengguna pada Oktober 2022. Volume transaksi finansial melalui BRImo juga menunjukkan angka positif dengan menembus Rp 2.084 triliun per Oktober 2022 atau tumbuh dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di 2021.
“BRI juga terus memperkuat retail transaction banking dengan memanfaatkan jaringan kami yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia didukung oleh business process yang telah terdigitalisasi,” terang Direktur Utama BRI Sunarso.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya