Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketimbang Vaksin Booster

Kekebalan Bersama Lebih Penting, Bos!

Minggu, 21 November 2021 09:40 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro (Foto: Antara)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan, saat ini pemerintah fokus mencapai target vaksinasi lengkap masyarakat, supaya herd immunity alias kekebalan kelompok bisa tercapai. Hal itu lebih penting daripada mengejar vaksin booster.

“Bukan suntikan booster yang seharusnya kita cari, tapi booster untuk meningkatkan kekebalan bersama yang harus kita fokuskan saat ini,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, saat keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Dokter lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) ini mengatakan, sudah 42,23 persen dari sekitar 208 juta orang Indonesia yang sudah divaksin lengkap. Atau, hampir 88 juta orang telah mendapatkan vaksin dosis kedua. Sedangkan lebih dari 45,4 juta orang sedang menunggu pemberian vaksin dosis kedua.

Baca juga : Dukung Percepatan Vaksinasi, Kilang Pertamina Plaju Sabet Penghargaan Pemkot Palembang

Reisa kemudian mengutip pernyataan dr Maria Van Kerkhove dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan, vaksin harus menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan. Jadi, bukan hanya tentang beberapa cakupan vaksin yang sudah kita capai, tetapi juga tentang siapa saja yang sudah divaksinasi.

“Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sejatinya bukan hanya tentang siapa yang divaksinasi, tetapi juga tentang siapa saja yang belum divaksinasi,” tambahnya.

Reisa mengajak masyarakat yang berniat mencari vaksin Covid-19 dosis ketiga untuk melihat kelompok populasi yang lebih memerlukan vaksinasi, seperti kelompok lanjut usia (lansia), pemilik komorbid, penyandang disabilitas, ibu hamil, maupun kelompok anak.

Baca juga : Makin Tokcer, Benzema Nyaman Bersama Les Bleus

“Apakah vaksinasi lansia yang sekarang berada di hampir 50 persen di dosis pertama, dan sekitar 31 persen dosis kedua bisa kita bantu tingkatkan dengan cepat sebelum tahun 2021 ini berakhir,” tegasnya.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru ini juga meminta masyarakat memikirkan kebutuhan vaksin yang menyasar pada 5 juta guru. Saat ini diperlukan dosis pertama untuk 370 ribu guru, dan 2,3 juta guru untuk mendapatkan vaksin dosis lengkap. Capaian 100 persen pada kelompok guru ini akan mempengaruhi nasib 60 juta pelajar se-Indonesia yang sudah mulai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTK).

Reisa meminta masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin juga ikut memastikan sekitar 74 juta orang lainnya yang masuk dalam sasaran, namun belum mendapatkan hak mereka.

Baca juga : Kowani Sosialisasi Kesehatan Mata Di Tengah Pandemi

Pemerintah, menurut Reisa, akan melakukan vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun l bila 70 persen sasaran vaksinasi sudah mendapatkan vaksin lengkap. Jika studi tentang pencampuran serta pencocokan suntikan ketiga dengan merek vaksin yang berbeda sudah keluar, barulah program vaksinasi booster bisa mulai dilirik.

“Saya ingatkan saya lagi, booster adalah produk kemajuan ilmu pengetahuan. Maka penggunaannya pun harus sesuai temuan sains dan anjuran para ilmuwan,” ingat pemilik nama lengkap Raden Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Reisa Kartikasari Broto Asmoro ini. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.