Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Didekati Amerika, Dilobi Rusia

Jokowi Kanan Kiri OK

Rabu, 15 Desember 2021 08:44 WIB
Presiden Jokowi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony J Blinken, di Istana, Jakarta, Senin (13/12). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony J Blinken, di Istana, Jakarta, Senin (13/12). (Foto: Setpres)

 Sebelumnya 
"Sekretaris Patrushev akan melakukan konsultasi bilateral bidang keamanan dengan Menko Polhukam dan ini merupakan konsultasi yang keenam kalinya," kata Retno.

Retno menambahkan, Jokowi menyambut baik MoU kerja sama bidang keamanan informasi internasional antara Indonesia dan Rusia, yang dilakukan Mahfud dan Patrushev. Retno menambahkan, Rusia juga adalah mitra baik Indonesia. Selain kepada Amerika, strategic trust juga terus dikembangkan dengan Rusia dalam membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan saling menghormati. "Untuk berkontribusi menciptakan dunia yang damai stabil dan sejahtera," tuturnya.

Baca juga : Jokowi: Jangan Buat Heboh Di Permukaan

Pengamat politik internasional Arya Sandhiyudha mencoba membaca maksud kedatangan Blinken dan Patrushev, yang hampir bersamaan. Dia melihat, kunjungan Blinken bagian dari kepentingan derivasi kebijakan luar negeri Joe Biden yang kembali fokus pada internasionalisme. Reorientasi dari politik luar negerinya Amerika, setelah Donald Trump lengser.

"Kalau di Asia adalah Laut China Selatan (LCS), itu pintu masuk agenda internasionalisme Joe Biden. Jadi kunjungan Blinken sangat positif ya," kata Arya, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Survei Indikator: Pemilih Jokowi Beralih Ke Ganjar Pranowo

Lalu, bagaimana dengan Rusia. Arya menyatakan, Rusia punya kedekatan dengan China. Tapi, hal itu tidak serta-merta membuat Putin pasti memihak China dalam kasus LCS. Karena itu, Indonesia harus bersikap prudent dan tetap menjaga komunikasi diplomatik yang baik dengan Rusia.

"Kalau kita berhasil komunikasi dengan dua negara great power ini, kita diuntungkan. Bisa ambil 2 dari 3 negara great power ini adalah hal baik," terang jebolan Fatih University, Istanbul, Turki ini.

Baca juga : Hari Kedua Di Bali, Jokowi Akan Hadiri Sejumlah Acara

Tiga negara great power yang dimaksudnya adalah Amerika, Rusia, dan China. Tapi, Amerika diketahui kerap cekcok dengan dengan dua negara great power lainnya. Terakhir, Amerika mengancam Rusia menerapkan sanksi tambahan akibat invasi dan aneksasi terhadap wilayah Krimea yang sebelumnya dimiliki Ukraina. Sebelumnya, Amerika juga menuduh Rusia bermain dalam proses pemilu 2020, hingga berujung pada aksi saling usir diplomat karena masalah itu.

Nah, apakah Amerika mau sehati dengan Rusia dalam membantu Indonesia dalam masalah LCS? "Bisa saja dua-duanya memihak kita ketika China terlalu agresif," pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.