Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memberi banyak wejangan di acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Salah satunya, Jokowi meminta penegak hukum memperbaiki metode pemberantasan korupsi. Jangan cuma bikin heboh di permukaan. Jokowi mengingatkan, yang paling penting adalah mencegah secara kelanjutan agar korupsi tidak terjadi lagi.
Peringatan Hakordia 2021 di KPK berjalan lancar dan meriah. Jokowi hadir langsung membuka acara. Sejumlah menteri ikut hadir langsung. Mereka adalah Menko Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri BUMN Erick Thohir, Mendagri Tito Karnavian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menpan-RB Tjahjo Kumolo, Mensesneg Pratikno, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Acara jauh lebih meriah dibanding tahun lalu, yang hanya digelar secara virtual. KPK pun bersolek. Gedung Juang, tempat acara digelar, dipercantik dan dihias. Pengamanan di sekitar Gedung KPK juga ditingkatkan. Mobil water canon terparkir di beberapa titik.
Baca juga : KPK Bantu Tangkap Buronan Korupsi Pembangunan Pabrik
Jokowi tiba di Gedung KPK sekitar pukul 8 pagi. Eks Gubernur DKI Jakarta itu tampil dengan batik lengan panjang coklat, dengan pin presiden tersemat di dada kiri. Kedatangan Jokowi disambut langsung Ketua KPK, Firli Bahuri. Eks Kabaharkam Polri ini langsung memberi hormat, lalu mengantar Jokowi ke tempat acara. Di tempat acara, Firli duduk di sebelah Jokowi.
Dalam pidatonya, Jokowi bicara banyak hal. Kata dia, korupsi merupakan kejahatan yang memiliki dampak luar biasa, sehingga juga harus ditangani secara luar biasa.
Di era Jokowi, sejumlah kasus korupsi besar memang berhasil ditangani. Sebut saja kasus mega skandal Asabri, Jiwasraya, dan BLBI. Namun, Jokowi mengingatkan aparat penegak hukum untuk tidak berpuas diri. Soalnya, masyarakat menilai upaya pemberantasan korupsi masih belum baik. “Kita semua harus sadar mengenai ini,” ujarnya.
Baca juga : Timnas Bantai Kamboja, Iwan Bule: Jangan Cepat Puas!
Jokowi lalu mengungkapkan indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2020. Dari 180 negara, indeks persepsi korupsi Indonesia berada di ranking 102. Sangat jauh dibandingkan Singapura yang berada di ranking 3. Indonesia juga kalah dari Brunei Darussalam yang ada di ranking 35, dan Malaysia di ranking 57.
Melihat fakta tersebut, Jokowi meminta aparat penegak hukum memperbaiki metode pemberantasan korupsi. Soal penindakan misalnya, Jokowi minta dilakukan secara tegas dan tidak pandang bulu. Tujuannya, bukan hanya untuk memberikan efek jera, tetapi juga menyelamatkan uang negara dan mengembalikan kerugian negara.
Karena itu, kata Jokowi, selain mitigasi pencegahan korupsi, asset recovery dan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga harus diutamakan dalam penegakan. Ia lalu memberikan apresiasi kepada Kejaksaan Agung yang berhasil mengembalikan kerugian negara dari penanganan kasus korupsi sekitar Rp 15 triliun.
Baca juga : HDCI Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
"Penindakan jangan hanya menyasar peristiwa hukum yang membuat heboh di permukaan. Namun membutuhkan upaya-upaya yang lebih fundamental, upaya-upaya yang lebih mendasar dan lebih komprehensif yang dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat,” pesan Jokowi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya