Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dipaparkan KSP

Subsidi Listrik, BBM Dan LPG Akan Terus Dipertahankan

Selasa, 19 April 2022 15:04 WIB
Tenaga Ahli Utama KSP Edy Priyono (Foto: Dok. KSP)
Tenaga Ahli Utama KSP Edy Priyono (Foto: Dok. KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah menghadapi lonjakan komoditas global dan disrupsi rantai pasok dunia akibat krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia, tingkat inflasi Indonesia masih terjaga, yakni sebesar 2,64 persen (yoy) pada Maret 2022.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, tingkat inflasi didorong gejolak harga komoditas global, peningkatan kebutuhan pangan strategis pada Ramadan dan menjelang Idul Fitri, serta penyesuaian harga BBM dan LPG non subsidi.

Baca juga : PLN Operasikan Kabel Listrik Bawah Laut Terpanjang Di Indonesia

Menghadapi potensi lonjakan inflasi ke depan, Edy menerangkan, Pemerintah menyiapkan skenario penguatan bantalan sosial bagi masyarakat untuk meminimalisir dampak negatif dari kenaikan harga.

“Selain melanjutkan berbagai skema bantuan sosial, Pemerintah juga terus mempertahankan subsidi listrik, BBM, LPG, dan subsidi beberapa komoditas lain, seperti pupuk, kedelai, dan minyak goreng,” jelas Edy, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (19/4).

Baca juga : Mainkan BBM Subsidi Bisa Dipenjara 6 Tahun

Artinya, lanjut Edy, subsidi Pemerintah naik dan beban anggaran juga bertambah. “Tapi, ini dilakukan untuk menjaga agar masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan pokok,” sambungnya.

Edy mengungkapkan, sebelumnya Pemerintah juga menyalurkan bantuan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng, BLT Dana Desa, dan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Menurutnya, berbagai skema bansos ini dapat meminimalkan dampak negatif kenaikan harga dan mempercepat proses pemulihan ekonomi Indonesia.

Baca juga : Belum Salurkan Migor Curah Subsidi, 24 Produsen Dijewer Menperin

Sebelumnya, sejumlah pakar ekonomi memprediksi akan terjadi lonjakan inflasi dalam beberapa waktu ke depan, menyusul kenaikan harga pangan, BBM Pertamax, dan tarif PPN menjadi 11 persen. Lonjakan inflasi disinyalir akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia karena berpengaruh pada daya beli masyarakat. Terlebih, selama ini perekonomian Indonesia ditopang konsumsi rumah tangga. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.