Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemerintah Dan Pelaku Usaha Agresif Kembangkan Energi Terbarukan

Kamis, 21 April 2022 21:48 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Zoom)
Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Zoom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memandang, transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) perlu berjalan secara berkeadilan.

Karena itulah, Indonesia mengusung tema memperkuat sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang berkeadilan dalam gelaran G20.

Selain itu, Indonesia yang menjadi tuan rumah juga mengusung isu prioritas yang disesuaikan dengan perkembangan transisi energi dunia yaitu aksesibilitas energi, teknologi energi yang bersih, dan pendanaan.

Baca juga : Puan, Sarinah, Dan Perjuangan Kartini Masa Kini

"Forum transisi energi diharapkan menghasilkan langkah yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan," ujarnya dalam diskusi Warta Ekonomi bertajuk Menagih Kontribusi Swasta dan BUMN di Masa Transisi Menuju Zero Carbon Emission 2060 di Jakarta, dikutip Kamis (21/4).

Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan transisi energi menuju carbon neutral (Net Zero Emission) pada 2060 atau bisa lebih cepat bila didukung dunia internasional. Dalam peta jalan itu ada strategi utama antara lain dr sisi supply adalah pengembangan EBT secara masif. Lalu pengurangan pemanfaatan energi fosil.

"Di antaranya tidak lagi menambah pembangkit fosil baru kecuali yang telah berkontrak atau sedang berkonstruksi," katanya.

Baca juga : Prioritaskan Perjalanan Angkutan Umum Pada Mudik Lebaran

Kemudian ada retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dilakukan secara bertahap, dan melakukan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit EBT serta penerapan teknologi baru seperti Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/ CCUS).

"Sedangkan di sisi demand melalui penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pemakaian kompor induksi, penerapan manajemen energi dan standard kinerja energi yang minimum," imbuhnya.

EVP Perencanaan dan Enjiniring EBT PT PLN (persero) Cita Dewi mengungkapkan, guna mendukung transisi energi menuju net zero emission di 2060, pihaknya telah melakukan dekarbonisasi kelistrikan.

Baca juga : Pemerintah Perkuat Capaian Pengurangan Emisi Melalui Blue Carbon

Dalam dekarbonisasi kelistrikan, PLN menyeimbangkan berbagai tujuan penting lainnya. Antara lain, implikasi biaya, energy trilemma, dan kontribusi GDP, dengan bantuan dari para pemangku kepentingan.

"Kemudian PLN melakukan Inventarisasi Gas Rumah Kaca sebagai baseline untuk mencapai target Carbon Neutral," ungkapnya. 

Selain itu, PLN juga berkomitmen untuk menargetkan EBT sebanyak 23 persen pada tahun 2025 dan meninggalkan PLTU batu bara secara bertahap sampai dengan 2056.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.