Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah terus menggalakkan upaya kesiapsiagaan bencana yang berorientasi pada pencegahan dengan melibatkan peran anak muda didalamnya.
Hal ini disampaikan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Tarigan bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatuh pada Selasa (26/4).
"Budaya kesiapsiagaan bencana sebenarnya sudah dimiliki orang tua kita, kearifan orang tua perlu diwariskan ke generasi muda,” kata Abetnego.
Baca juga : KAMI Ajak Masyarakat Bantu Pengungsi Bencana Erupsi Gunung Semeru
Menurutnya, peran anak muda sangatlah penting dalam mencegah bencana karena apabila di masa depan tidak siap siaga bencana, maka tidak hanya akan menghadapi dampak hilangnya jiwa manusia namun juga dampak ekonomi yang tidak kecil.
"Kementerian Keuangan mencatat rata-rata kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp 22,8 trilliun pada periode 2005-2017,” imbuhnya.
Secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Baca juga : Imbauan Saja Nggak Ngefek, Terapkan Kembali Karantina
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1,073 bencana terjadi di tahun 2012 dan angka ini meningkat di tahun 2017 terjadi 2.372 bencana. Sementara itu, selama kurun tahun 2005-2017, Kementerian Keuangan mengeluarkan dana cadangan rata-rata sebesar Rp 3,11 untuk pembiayaan penanggulangan bencana.
Selama kurun waktu tersebut, pembiayaan penanggulangan bencana gempa bumi mengisi peringkat pertama dengan besar kerugian mencapai Rp 7,56 Triliun.
Bencana kebakaran menempati peringkat kedua dengan biaya penanggulangan mencapai Rp 6,32 Triliun. Disusul bencana banjir (Rp 4,04 triliun), tsunami (Rp 2,71 triliun), longsor (Rp 4,29 triliun), letusan gunung api (Rp 1,25 triliun), cuaca ekstrim dan gelombang ekstrim (Rp 1 triliun) dan kekeringan (Rp 0,01 triliun).
Baca juga : Rintik Sendu Lebarkan Sayap Ke Dunia Kecantikan
Beberapa praktik tradisional di Indonesia pun dianggap efektif untuk mengurangi risiko bencana. Misalnya, para nenek moyang terdahulu yang tinggal di pesisir pantai selalu berupaya menjaga hutan mangrove untuk menghindari risiko abrasi.
Abetnego juga mencontohkan rumah adat Oma Hada di Nias, Sumatera Utara dengan struktur tiang dan sambungan tanpa menggunakan paku sehingga tahan gempa. (MFA)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya