Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Manfaatkan Teknologi Digital

Pelaporan Hepatitis Akut Dibuat Segesit Covid-19

Rabu, 18 Mei 2022 07:55 WIB
Ilustrasi. Hepatitis Akut. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. Hepatitis Akut. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah kasus Covid-19 yang belum selesai, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap melakukan penanganan serius kasus hepatitis akut. Salah satu caranya dengan mendorong pelaporan kasus hepatitis akut dari seluruh daerah.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, belajar dari pengalaman saat Covid, dalam penanganan hepatitis akut, akan dibuat lebih cepat dengan memanfaatkan teknologi digital. Tepatnya dengan menggunakan New All Record (NAR).

“Memang kami harus gunakan, karena dalam transformasi kesehatan salah satu pilarnya adalah bagaimana digitalisasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan,” kata Maxi dalam keterangannya secara virtual, kemarin.

Baca juga : Hepatitis Akut Sama Sekali Tak Berkaitan Dengan Vaksin Covid-19

Menurutnya, data kasus dari daerah harus cepat. Sebab, cepat lambatnya suatu laporan penyakit serius yang menjadi wabah akan berpengaruh terhadap kebijakan dan penanganan dari pusat.

Hal ini sudah terbukti saat Covid-19 tengah mengalami lonjakan beberapa waktu lalu. Ketika pelaporan kasus telat, maka respons pusat juga ikut terlambat.

“Saya menyampaikan apresiasi bagi teman-teman yang bekerja keras untuk terus mendata laporan. Pak Menkes sudah memberikan instruksi agar kecepatan pelaporan hepatitis akut ini sudah masuk di NAR,” tuturnya.

Baca juga : Kemenkes Siapkan 4 Jurus Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut

Menurutnya, masih ada yang bertanya kenapa percepatan pelaporan hepatis akut ini harus masuk ke dalam NAR?

Jawabannya, karena selama ini sistem pelaporan dari Puskesmas itu begitu banyak dan membingungkan.

Belajar dari pandemi Covid, tentu laporan yang masuk dengan jumlah yang banyak terbukti bisa sampai masuk ke pusat dengan cepat dan tersusun. Laporan yang masuk tidak hanya penambahan kasus Covid. Tapi juga laju vaksinasinya.

Baca juga : IDI: Butuh Banyak Syarat Menetapkan Hepatitis Akut Jadi Pandemi

“Seperti vaksinasi, itu belum ada selama ini ya kita bisa berhasil sebanyak 200 juta orang lebih menerima, terintegrasikan dalam satu laporan,” katanya.

Melalui NARini, laporan bisa disederhanakan menjadi satu. Nantinya, pelan-pelan, semua penyakit yang dideteksi atau berbasis laboratorium akan di-record.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.