Dark/Light Mode

Paling Banyak Di Jakarta

Total Ada 18 Kasus Hepatitis Akut Di Tanah Air, Didominasi Kelompok Usia 5-9 Tahun

Jumat, 13 Mei 2022 15:07 WIB
Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH (Foto: YouTube)
Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama RS Pusat Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, dr. Mohammad Syahril Sp.P, MPH menyampaikan penjelasan soal kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown etiology), yang kini tengah jadi sorotan dunia.

Syahril menerangkan, kasus yang kini telah terdeteksi di 20 negara dengan lebih dari 200 kasus itu, didefinisikan berdasarkan empat kriteria yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 April 2022.

Pertama, terkonfirmasi (confirmed). “Karena penyakit ini baru dan belum diketahui, maka sampai saat ini belum ada definisi konfirmasi untuk kasus tersebut,” kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/5).

 

Baca juga : Antara Covid-19 Dan Hepatitis Akut Berat, Sebulan Setelah Terdeteksi

 

Kedua, probable. Kasus hepatitis akut ini masuk kategori probable, apabila ditemukan gejala-gejala dan tanda-tanda yang didominasi masalah gastrointestinal.

"Ditandai oleh sakit perut, kembung, mual sampai muntah, dan diare. Apabila memberat, maka akan timbul kekuningan di mata (sphere) dan seluruh tubuh. Urin berwarna seperti teh, dan warna feses seperti dempul, pucat keputihan. Selanjutnya, pasien bisa kejang dan hilang kesadaran,” jelas Syahril.

Penyakit hepatitis akut misterius bisa masuk kategori probable, apabila dalam pemeriksaan laboratorium tidak terindikasi hepatitis A-E, nilai SGPT atau SGPT > 500 IU/L, berusia di bawah 16 tahun, dan kasus ditemukan sejak 1 Oktober 2021.

Baca juga : Orang Dewasa Juga Bisa Kena Hepatitis Misterius, Biasakan Cuci Tangan Dengan Air Dan Sabun

Ketiga, epi-linked. Dalam kriteria ini, penyakit tersebut tidak mengarah pada hepatitis A-E, melibatkan semua kelompok usia, dan menjadi kontak erat dengan kasus probable yang ditemukan sejak 1 Oktober 2021.

“Satu lagi kriteria dalam definisi kasus adalah pending-case atau kasus yang kriterianya ditunda untuk sementara waktu. Karena memiliki indikator penyakit yang sama, tetapi belum memiliki hasil pemeriksaan laboratorium hepatitis A-E," papar Syahril. 

Hingga 11 Mei, sebanyak 18 kasus hepatitis akut bergejala yang belum diketahui penyebabnya, telah terdeteksi di Tanah Air. Dengan rincian 1 kasus probable, 9 pending cases, 7 kasus discarded (disisihkan, Red), dan 1 kasus dalam proses verifikasi.  

"Sebanyak 7 kasus discarded atau disisihkan, dengan rincian 1 kasus terbukti hepatitis A reaktif, 1 kasus hepatitis B reaktif, 1 kasus tifoid positif, 2 kasus DBD, dan 2 kasus berusia di atas 16 tahun," terang Syahril.

Baca juga : Puan Imbau Ortu Waspada Hepatitis Akut Dengan Jaga Pola Keseharian Anak

Total 18 kasus itu melibatkan 9 laki-laki dan 8 perempuan, yang didominasi kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 6 orang.  Selain itu, ada 4 orang berusia 0-4 tahun, 4 orang berumur 10-14 tahun, dan 4 orang 15-20 tahun.

Kasus hepatitis akut yang tak diketahui penyebabnya ini, paling banyak ada di Jakarta dengan 12 kasus. Disusul Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera Barat 1, Sumatera Utara masing-masing 1.

"Dari 18 kasus, ada 7 yang meninggal," ujar Syahril. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.