Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Literasi Digital, Indonesia Tak Cukup Sekadar Membaca, Tapi Harus Mencipta

Rabu, 25 Mei 2022 16:04 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Istimewa)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi pandemi Covid-19 membuat semua sektor nyaris gulung tikar, tak terkecuali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Agar selamat, jalur perdagangan online pun dipilih UMKM.

Kini, ekonomi kembali bangkit setelah pandemi mulai mereda. UMKM juga bergeliat kembali. Meski begitu, pelaku UMKM tetap dituntut menumbuhkembangkan berbagai ide/gagasan dan inovasi baru sebagai solusi menghadapi masalah ke depan yang semakin kompleks.

Gerakan literasi digital yang digalang Perpustakaan Nasional (Perpusnas) diharapkan bisa menembus segala lapisan masyarakat, termasuk UMKM, agar bisa terliterasi tanpa ada lagi hambatan yang berarti. Penguatan literasi ini diharapkan dapat menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi masyarakat.

Baca juga : Top, Barista Asal Indonesia Ini Jadi Wajah Brand Mesin Kopi Terkenal Asal Italia

“Bahan bacaan saat ini sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Artinya, merujuk kepada apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa terus produkti,” jelas Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, pada live Talk Show Sonora FM, Rabu, (25/5).

Transformasi digital menjadi tagline utama tahun ini mengarahkan kepada upaya Perpusnas untuk menyediakan konten-konten yang bisa diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja. Juga memudahkan siapa saja untuk mendapatkan ruang pembelajaran baru, memfasilitasi para konten kreator, dan mengumpulkan berbagai konten legal dari seluruh kementerian/lembaga yang bisa diakses masyarakat.

Perpustakaan sebagai sumber informasi bisa memiliki sebanyak mungkin data dan informasi yang bisa di-share secara legal kepada masyarakat. "Saat ini, perpustakaan harus bisa memberikan tutorial untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi," tambah Syarif Bando.

Baca juga : Indonesia Masuk 3 Besar, Ini Harapan CdM Ferry Kono

Syarif Bando melanjutkan, literasi digital yang digalang Perpusnas ini adalah kebutuhan yang mendesak. Urgensinya bukan hanya sebagai pusat data dan informasi, namun juga bergerak maju mencapai lima tingkatan literasi.

Selain kemampuan baca, tulis, dan hitung, gerakan literasi juga harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas. Selanjutnya, literasi juga harus mencapai tahapan memahami semua yang tersirat dan tersurat, lalu bisa melakukan inovasi pada produk yang sudah ada. Kemudian, pada level puncak yaitu literasi mampu membawa masyarakat sampai pada tingkatan bisa menciptakan barang dan jasa secara mandiri.

"Literasi digital ini sangat penting. Di negara-negara maju, mereka sudah tidak lagi bicara kegemaran membaca dan akses kepada buku. Mereka sudah menciptakan teknologi baru yang mendunia," ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.