Dark/Light Mode

Kementerian Kominfo Beri Izin Hak Labuh Starlink Ke Telkomsat

Senin, 13 Juni 2022 19:31 WIB
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi. (Foto:Istimewa)
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi. (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) Starlink kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

Hak Labuh Satelit tersebut hanya berlaku untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Telkomsat, bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Space Exploration Technologies Corp (STARLINK).

Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi menerangkan, backhaul adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya.

Baca juga : Kurban Online Beri Kemudahan Masyarakat untuk Berkurban

"Teknologi ini dapat digunakan untuk mendukung penyediaan layanan broadband internet terutama selular 4G, terutama di daerah rural yang belum tersambung secara langsung dengan kabel serat optik," ujarnya dalam siaran persnya, Senin (13/6).

Layanan Satelit Starlink hanya dapat beroperasi jika pembangunan Gateway Station-Teresterial Component untuk menerima layanan kapasitas Satelit Starlink serta pengurusan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit Starlink telah dirampungkan oleh Telkomsat.

"Sebagai pemegang eksklusif atas Hak Labuh Satelit Starlink maka Telkomsat berhak mendapatkan layanan backhaul satelit," terang Dedy.

Baca juga : Relawan Ridwan Kamil Gelar Doa Bersama Untuk Keselamatan Eril

Operasional pemanfaatan layanan Starlink oleh Telkomsat wajib tunduk pada regulasi yang berlaku, termasuk pemenuhan kewajiban hak labuh.

"Izin hak labuh akan dievaluasi setiap tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi dan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku," sambungnya.

Dedy menambahkan, hubungan perdagangan bilateral di sektor telekomunikasi dan digital antara Indonesia dan Amerika Serikat berkembang pesat. Kerjasama kedua negara tersebut juga mencakup rencana Indonesia untuk memiliki 3 satelit generasi terbaru.

Baca juga : Tidak Ada Pergantian Direksi, Ini Hasil RUPST Telkom 2021

Antara lain, 150 Gb Very High Throughput Satellite (VHTS) diberi nama Satria (Ka- Band), 80 Gb Very High Throuhput Satellite (VHTS) sebagai Hot Backup Satellite (Ka-band), dan 32 Gb High Throughput Satellite (HTS) yang dimiliki Telkomsat (C & Ku- band).

"Ketiga satelit ini rencananya akan diluncurkan menggunakan roket peluncur SpaceX - Falcon 9 dan merupakan jenis satelit yang mengorbit di Geo stationer Orbit," tandas Dedy. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.