Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jaga Stabilitas Stok Cabe, Kementan Percepat Tanam Dan Lakukan Gerdal OPT Serentak
Selasa, 14 Juni 2022 12:02 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Curah hujan pada periode April-Mei 2022 cenderung lebih tinggi dibandingkan periode April-Mei 2021. Tercatat pada April 2021 curah hujan 194,8 mm dan April 2022 curah hujan 215,6 mm. Kondisi ini cukup berpengaruh pada produksi pertanian, termasuk cabe yang produksi dan produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan beberapa upaya preventif dalam menghadapi kondisi cuaca saat ini untuk menjaga ketersediaan aneka cabe di pasaran.
Di antaranya, bantuan fasilitasi distribusi dari daerah surplus, Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati, fasilitasi dan penyaluran sarana produksi, serta percepatan tanam untuk kawasan cabai seluas 3.350 hektare di akhir semester I.
“Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta untuk melakukan langkah cepat dengan realisasi bantuan hortikultura di kawasan cabe, seperti yang saat ini dilakukan di Sumedang. Kami memberikan bantuan bagi tanaman cabe yang sudah kurang sehat agar segera diganti dengan yang baru,” ucap Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (11/6).
Prihasto mengatakan, selain bantuan yang bersifat masif tersebut, diberikan juga bantuan benih-benih cabe seluas 1.000 hektare untuk menjaga stabilitas ketersediaan aneka cabe di pasaran. Targetnya, guna mendorong produktivitas cabe.
Baca juga : Antisipasi Penyebaran PMK, Kementan Imbau Peternak Ikuti Langkah Pencegahan
"Harapannya, dua hingga tiga bulan ke depan, semuanya sudah kembali normal. Kami cek di early warning system, bulan Juli dan Agustus kondisi mulai stabil kembali karena saat ini seperti yang diketahui, curah hujan cukup tinggi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Prihasto juga turut melakukan kegiatan Gerdal OPT di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang diikuti secara serentak oleh UPTD BPTPH di 12 provinsi dan 15 kabupaten/kota di Indonesia.
Gerdal OPT serentak ini dilaksanakan menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati, dan dalam rangka antisipasi serangan OPT cabe di musim hujan.
Ke depannya, produk hortikultura tidak hanya mengedepankan kuantitas, tetapi juga kualitas. Salah satu cara meningkatkan kualitasnya adalah dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia.
“Kalau kita bisa menggunakan yang ramah lingkungan, kenapa tidak? Supaya generasi penerus kita tidak terpapar dengan residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan,” terangnya.
Baca juga : CIMB Niaga Syariah Fasilitasi Layanan Perbankan Ke Syaamil Group
Ketersediaan Aneka Cabe
Berdasarkan angka early warning system, ketersediaan aneka cabe yakni, cabe rawit merah, cabe rawit hijau, cabe merah keriting dan cabe besar pada Juni hingga Juli terpantau masih surplus untuk memenuhi kebutuhan nasional. Terutama dalam menghadapi Idul Adha mendatang.
Early warning system menunjukkan total produksi cabai besar nasional pada Juni sebesar 78.040 ton, sementara kebutuhannya diperkirakan 76.317 ton, sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton. Untuk cabai rawit, produksi pada Juni sebesar 73.562 ton dan kebutuhannya diperkirakan 72.159 ton, sehingga neraca cabai rawit surplus sebesar 1.403 ton.
Pada bulan Juli nanti, total produksi cabai besar diprediksi mencapai 99.949 ton dan cabai rawit sebesar 209.673 ton. Untuk kebutuhannya, cabe besar diperkirakan 97.731 ton dan cabe rawit diperkirakan 87.308 ton. Sehingga neraca cabe besar akan surplus 2.218 ton dan neraca cabe rawit surplus sebesar 22.365 ton.
Prihasto mengatakan, pada Agustus produksi cabs besar dipastikan mencapai 98.561 ton dan cabe rawit mencapai 120.536 ton. Dengan kebutuhan cabe besar sekitar 78.861 ton dan cabe rawit sekitar 74.564 ton, neraca cabe besar diprediksi surplus 19.701 ton dan neraca cabe rawit surplus sebesar 45.972 ton.
Baca juga : Dorong Jeruk Sambas Ke Pasar Ekspor, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Bujangseta
Prihasto menambahkan, timnya di Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura telah menyiapkan langkah bantuan distribusi mobilisasi barang dari daerah surplus produksi. Juga pembinaan pascapanen untuk produk olahan kering.
“Produk olahan cabae kering ini diharapkan mampu menjadi subtitusi di kala harga cabai segar sedang relatif meningkat,” jelas Prihasto.
Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia Centre (PMT/TTIC) juga telah ditunjuk menjadi agen penyalur dan pemasaran aneka cabai dengan harga terjangkau bagi konsumen perkotaan.
PMT/TTIC juga memiliki unit pasar di seluruh provinsi di Indonesia yang secara bersama-sama terus melakukan gelar pasar murah setiap minggunya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya