Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tantangan Berat Pemerintah

Kemiskinan Ekstrem Seperti Kerak Nasi, Susah Dikerok...

Rabu, 15 Juni 2022 08:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat launching Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (14/6/2022). (Foto: Humas Kemenko PMK)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat launching Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (14/6/2022). (Foto: Humas Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa mencapai nol persen pada 2024. Tentu saja, itu bukan tugas mudah.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui, penghapusan kemiskinan ekstrem merupakan tantangan sangat berat.

Kemiskinan ekstrem masih jadi pekerjaan rumah alias PR yang harus diselesaikan untuk menuju Indonesia Maju.

Baca juga : Menkominfo: Pemerintah Sediakan Program Stimulan Siapkan Talenta Digital

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan ekstrem pada 2021 adalah 4 persen atau 10,86 juta jiwa. Sedangkan angka kemiskinan 26,5 juta atau 9,71 persen.

Jumlah kemiskinan ekstrem di Indonesia memang relatif kecil. Tapi, menurutnya, jumlah kecil itu tidak menjamin kemiskinan ekstrem lebih mudah diatasi. Justru yang kecil ini, disebut Muhadjir, adalah kerak dari piramida kemiskinan.

“Karena dia kerak, maka daya ungkitnya membutuhkan energi sumber daya yang ekstra,” ujar Muhadjir, saat launching Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, di Kantor Kemenko PMK, kemarin.

Baca juga : Antisipasi Omicron BA.4 Dan BA.5, Pemerintah Monitor Kapasitas RS-Obat

Tak susah-susah memberi contoh, Muhadjir mengibaratkan kemiskinan sebagai sepanci nasi. Sedangkan kemiskinan ekstrem, sebagai intip atau kerak dari nasi. Jumlahnya sedikit, tetapi untuk dikerok, lebih sulit.

“Mengerok intip jauh lebih sulit daripada mengambil nasi yang di atasnya. Walaupun nasinya banyak ambilnya mudah. Tapi kalau sudah jadi intip, itu sulit untuk dikerok,” jelasnya.

Diingatkan eks Mendikbud itu, untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, perlu daya ungkit yang ekstra keras. Dibutuhkan kerja sama dan kekompakkan dari semua unsur terkait.

Baca juga : Pemerintah Siap Lindungi Identitas Seluruh Pelapor

Keterpaduan dan sinergi program serta kerja sama antar kementerian/lembaga dan juga kekuatan di luar Pemerintah seperti organisasi filantropi bidang sosial kemasyarakatan, sangat diperlukan dalam mem­buat daya ungkit yang besar untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.