Dark/Light Mode

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Menkes Himbau Pengurangan Iklan Rokok di Internet

Kamis, 11 Juli 2019 14:29 WIB
Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat pada acara pemberian penghargaan kepada Kepala Daerah yang berhasil menetapkan Peraturan Daerah dan atau kebijakan lain yang berkaitan dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), di  Kementerian Kesehatan RI, Kamis (11/7). (Foto: Marula Sardi/Rakyat Merdeka).
Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat pada acara pemberian penghargaan kepada Kepala Daerah yang berhasil menetapkan Peraturan Daerah dan atau kebijakan lain yang berkaitan dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), di Kementerian Kesehatan RI, Kamis (11/7). (Foto: Marula Sardi/Rakyat Merdeka).

 Sebelumnya 
Kondisi saat ini beban penyakit secara Nasional terjadi transisi epidiomiologi tahun 1990 ke tahun 2017 dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Trend PTM meningkat sebesar >70 persen, secara Nasional PTM memiliki beban DALYs paling besar dibandingkan penyakit menular dan cedera.

Badan Litbangkes menunjukkan peringkat teratas beban penyakit/ DALYs di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2017 sebagian besar disebabkan oleh PTM yaitu stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruksi kronik dan diabetes melitus.

Hal ini sejalan dengan meningkatnya beban penyakit karena faktor risiko hipertensi, gula darah puasa, pola makan berisiko dan merokok. Lebih lanjut kita akan mendengarkan penjelasannya dari Kepala Badan Litbang.

Baca juga : Pemerintah Optimis Tekan Stunting Hingga di Bawah 20 Persen

Penyakit Tidak Menular semakin sering ditemukan di masyarakat, bahkan saat ini usia penderita PTM bergeser pada usia muda dan produktif. Akibatnya PTM merupakan salah satu tantangan besar dalam Pembangunan Kesehatan sekarang dan di masa mendatang.

Sekitar 80 persen PTM diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, dan sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan.

“Contoh gaya hidup tidak sehat adalah pola makan tidak sehat, seperti kurang sayur dan buah, konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebih serta diperberat dengan aktifitas fisik yang kurang dan kebiasaan buruk mengkonsumsi rokok dan alkohol,” kata Menkes.

Baca juga : Punya 2 Menteri Perempuan Terbaik Dunia, Menlu Arab Saudi Bilang Jokowi Beruntung

Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7 persen peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah atau 21,8 persen dari seluruh biaya pelayanan kesehatan dengan komposisi peringkat penyakit jantung sebesar 50,9 persen atau 7,4 triliun, penyakit ginjal kronik sebesar 17,7 persen atau 2,6 triliun rupiah. WHO tahun 2017 menunjukkan bahwa di dunia setiap tahun terjadi kematian dini akibat PTM pada kelompok usia di 30 – 69 tahun sebanyak 15 juta. Sebanyak 7,2 juta kematian tersebut diakibatkan konsumsi produk tembakau dan 70 persen kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok, terlihat lebih besar pada usia muda dibandingkan pada usia dewasa.

Hasil pendataan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga ditemukan anggota keluarga yang merokok di rumah sebesar 55,6 persen, hal ini menjadi dasar upaya pengendalian konsumsi produk tembakau di Indonesia dilakukan melalui kebijakan kawasan tanpa rokok untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok.[MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.