Dark/Light Mode

Siti Nurbaya Ajak Menteri Norwegia Tanam Mangrove di Kaltim

Senin, 12 September 2022 17:09 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Menteri LH  Norwegia, Espen Barth Eide tinjau rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan Minggu (11/9)
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Menteri LH Norwegia, Espen Barth Eide tinjau rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan Minggu (11/9)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengajak Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Espen Barth Eide melihat rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan, Minggu (11/9). 

Setibanya, kedua menteri tersebut, melakukan penanaman mangrove di Desa Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser utara, Kalimantan Timur. (Kaltim)

Menteri Siti menerangkan, kedatangan Menteri Espen Barth Eide dalam rangka kerja sama baru Norwegia dan Indonesia di bidang iklim dan lingkungan, khususnya REDD+.

"Kegiatan rehabilitasi mangrove ini bagian dari upaya untuk mengatasi degradasi lahan. Selama di Balikpapan, kita berdiskusi tentang rehabilitasi mangrove dan juga tentu tentang Indonesia FOLU Net Sink 2030," ungkap Siti.

Baca juga : Sambo Cepetan Disidang Deh

Menteri Espen Barth Eide usai melakukan penanaman mangrove mengungkapkan, bahwa pihaknya senang dapat hadir di Desa Sotek, sebagai simbol untuk kerja sama kuat dan solid Indonesia dengan Norwegia. 

"Kami bangga dan sangat menyukai kerja nyata Pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo dan Menteri Siti yang fokus dalam agenda penyelamatan lingkungan,” terang Eide.

Menteri Eide juga menyampaikan, bahwa ekosistem mangrove, serta kawasan hutan pada umumnya memiliki peran yang sangat penting bagi seluruh dunia, sebagai pengendali dampak perubahan iklim dengan menyerap emisi.

Desa Sotek, termasuk salah satu wilayah kerja BRGM dalam melakukan percepatan rehabilitasi mangrove. Desa ini berlokasi di Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU. Tahun lalu, luas wilayah yang direhabilitasi mencapai 65 Hektar (ha). Ekosistem hutan mangrove di Desa Sotek merupakan  Areal Penggunaan Lain (APL) sehingga rentan mengalami perubahan pemanfaatan. 

Baca juga : Profil Azwar Anas, Menteri PAN RB Yang Baru Dilantik Jokowi

Sebelumnya, Mangrove di Desa Sotek mengalami kerusakan akibat aktivitas penebangan ilegal serta konversi hutan mangrove menjadi tambak. Masyarakat sekitar juga kerap memanfaatkan mangrove dengan mengolah menjadi arang agar mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Tahun ini, target rehabilitasi mangrove di Desa Sotek direncanakan seluas 20 Ha. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan mangrove terbesar di dunia. Berdasarkan peta Mangrove Nasional pada tahun 2021, kawasan mangrove di Indonesia mencapai luasan sebesar 3.364.080 juta Ha. 

Luasan tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu mangrove lebat seluas 3.121.240 Ha atau 92,78% dari total luasan, kemudian mangrove sedang seluas 188.366 (5,60%), dan mangrove jarang seluas 54.474 Ha (1,62%). 

Selain kawasan mangrove yang telah existing tersebut, pemerintah juga telah menghitung potensi area mangrove sebesar 756.183 Ha yang terdiri dari area terabrasi 4.129 Ha (0,55%), lahan terbuka 55.889 Ha (7,39%), mangrove terabrasi 8.200 Ha (1,08%), tambak 631.802 Ha (83,55%) dan tanah timbul 56.162 Ha (7,43%).

Baca juga : JAWARA Siap Ajak Keliling Kota Tangerang, Gratis!

Turut hadir, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK, Agus Justianto, Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK, Dyah Murtiningsih, serta para pejabat pimpinan tinggi dari KLHK, BRGM dan Kementerian Kelautan Perikanan.■
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.