Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bangsa Indonesia Dididik Tidak Saling Benci, Waspada Adu Domba
Rabu, 7 September 2022 15:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Indonesia adalah bangsa beragam yang terdiri banyak ras, suku, dan agama. Dengan Bhinneka Tunggal Ika, segala perbedaan itu melebur menjadi satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, seluruh anak bangsa wajib mewaspadai berbagai adu domba yang berpotensi menimbulkan konflik. Pasalnya, konflik akan menjadi ladang subur kelompok radikalisme yang ingin merusak kedamaian dan persatuan NKRI.
“Bangsa kita tidak dididik untuk membenci satu sama lain. Bahkan, sebelum Indonesia jadi suatu negara, sebenarnya kerajaan-kerajaan, etnis-etnis, dan kekuatan agama di Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika memiliki jiwa kegotongroyongan,” ujar Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof Syahrin Harahap, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (7/9).
Ia menguraikan, bangsa Indonesia memang berbeda dalam agama, tetapi memiliki etnis yang dekat. Selama ini, segala perbedaan itu tidak menjadi masalah, malah perbedaan memperekat persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, harus diakui, akhir-akhir ini, perbedaan dijadikan kelompok radikal untuk melakukan adu domba, salah satunya dengan isu-isu Islamofobia.
Baca juga : Lawan PSS Sleman, Bek Persis Asal Brasil Bakal Absen
Ia menilai, sebenarnya Islamofobia adalah istilah yang dikirim ke Indonesia untuk mengobok-obok masyarakat Indonesia. Untuk itu, dengan tegas ia meminta agar diskusi-diskusi mengenai Islamofobia, yang dikaitkan dengan Indonesia, ditutup saja, kecuali Islamofobia dalam konteks negara lain.
“Begini kita sering mengatakan bahwa Pancasila itu adalah kita. Itu artinya bahwa Pancasila digali dari kepribadian bangsa kita. Apabila kita mengembangkan kepribadian kita, yang notabene adalah pesan-pesan yang terkandung dalam Pancasila, maka sebenarnya kita tidak akan saling benci,” tegas Syahrin.
Syahrin menegaskan, di Indonesia tidak ada pikiran, tingkah laku, atau kata-kata dari umat Islam yang sampai menyakiti orang lain. Tetapi, yang terjadi ada orang-orang tertentu yang merasa kepentingan pribadinya terganggu, bukan kepentingan agama atau komunitas atau bangsa, lalu dia memperlihatkan sikap Islamofobia.
Baca juga : Persita Vs Madura United, Vera Waspada Lulinha
“Salah satu isu dunia yang merebak satu dekade terakhir adalah Islamofobia, kebencian terhadap Islam. Sebenarnya, muncul pertama kali di bagian benua lain, terutama Eropa. Mengapa Islamofobia muncul? Karena ada orang-orang tertentu yang tersinggung dengan umat Islam, perilaku dan lain-lain yang dianggap mengganggu orang lain. Tetapi, perilaku itu sebenarnya bukan datang dari Islam atau umat Islam tapi orang yang minim pengetahuannya tentang Islam,” paparnya.
Ia berharap, baik yang suka dengan isu Islamofobia atau pun yang tidak suka, istilah tidak digunakan lagi, karena untuk Indonesia itu akan menjadi sesuatu yang melanggar antar umat.
“Di negeri ini sebenarnya tidak ada kebencian antara satu agama dengan agama lain. Karena Pancasila sebagai dasar negera telah mencoba mencari titik temu dari semua agama, latar belakang budaya, etnis, sehingga kita dipersatukan dalam khalimatun syawak dalam Pancasila itu,” ungkapnya.
Baca juga : Persita Vs Madura United, Pendekar Cisadane Makin Kompak
Oleh karenanya, atas nama salah seorang pemimpin perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi Islam, Syahrin mengimbau agar anak-anak bangsa tidak memperbesar isu Islamofobia. Pesan ini pun harus terus harus disampaikan terutama kepada generasi muda harapan bangsa.
“Ini penting karena isu-isu tersebut bisa menimbulkan konflik. Bila terjadi konflik, tentu akan menjadi ladang subur bagi kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi-ideologi transnasional,” tandas Syahrin Harahap.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya