Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Masih Kuat, Indonesia Makin Mantap Menuju Endemi Covid

Selasa, 11 Oktober 2022 22:23 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/10). (Foto: Istimewa)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah ketidakpastian global yang memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi dunia, fundamental perekonomian Indonesia mampu memperlihatkan kinerja yang tetap impresif.

Meski pada Juli 2022 International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi di angka 5,3 persen.

Kinerja IHSG juga tercatat cukup baik di tengah tekanan dunia dan pelemahan indeks saham global. Pada 10 Oktober 2022, IHSG mencatat return 6 persen (ytd) di posisi 6.982,5.

Walaupun terjadi goncangan, namun indikator eksternal Indonesia relatif kuat. Volatility Index Indonesia ada di angka 30,49 atau masih dalam batas nilai indikatif 30.

Untuk level indeks Exchange Market Pressure (EMP), per September 2022, angkanya mencapai 1,06. Atau berada di bawah batas treshold level satu yaitu sebesar 1,78.

Demikian juga perbandingan Credit Default Swap (CDS) Indonesia,  yang relatif lebih rendah dibandingkan Meksiko, Turki, Brasil, dan Afrika Selatan.

Baca juga : Ini Instalasi Seni Pertama Di Indonesia Bertema Keuangan

Berbagai kebijakan seperti pengetatan suku bunga, kini telah dilakukan oleh beberapa negara di tengah tantangan global. Termasuk Amerika, Indonesia, India, Inggris, Jerman dan Afrika Selatan.

Terkait hal tersebut, Indonesia telah menyesuaikan suku bunga sebesar 50 bp pada September 2022 menjadi 4,25.

Dalam konferensi pers setelah Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Selasa (11/10), Airlangga menyampaikan, saat ini ada 28 negara yang terdaftar untuk memperoleh bantuan IMF. Sebanyak 14 di antaranya masih dalam proses.

“Indonesia, faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga, tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. Bahkan di antara negara G20, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi. Nomor 2 setelah Saudi Arabia. Jadi, dari segi faktor eksternal, Indonesia aman,” ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dari sisi internal, ekonomi Indonesia kuat karena memiliki domestic market.

Konsumsi turut menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi, yang tahun depan diprediksi mencapai 4,8–5,2 persen.

Baca juga : Panas Bumi Di Indonesia Berlimpah, Digadang Mampu Gantikan Energi Fosil

"Berbagai lembaga melihat, Indonesia relatif kuat,” tegas Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan pentingnya upaya untuk terus mendorong keberlanjutan Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang akan dilanjutkan dengan bunga 6 persen.

Sementara KUR untuk sektor pertanian, akan diminta untuk dipertahankan di angka 3 persen.

Terkait perkembangan G20, Menko Airlangga menyampaikan, Presiden Jokowi menyampaikan arahan, agar kegiatan tersebut dapat disosialisasikan dengan lebih baik lagi. Di samping adanya deliverables yang memiliki manfaat untuk Indonesia, selaku tuan rumah.

Situasi Covid

Mengenai situasi Covid-19, secara keseluruhan dalam 6 bulan terakhir, perkembangannya sudah mulai melandai.

Baca juga : Puan: Indonesia Akan Semakin Menguning & Memerah...

Secara nasional, kasus konfirmasi harian ada di angka 1.195. Sehingga, relatif rendah.

Sejak 10 Agustus 2022, Rt Indonesia sudah mencapai <1. Nilai Rt ini diharapkan dapat bertahan dalam 3 bulan, sehingga Indonesia dapat mengambil langkah untuk mencabut aturan wajib masker  sebagai langkah menuju endemi.

Menko Airlangga bilang, PPKM akan dievaluasi sampai dengan akhir bulan ini. Akhir bulan depan, akan ditentukan bagaimana pelaksanaan PPKM selanjutnya. Disertai catatan bahwa vaksinasi booster diekstensifikasikan di bulan November, Desember, dan Januari.

"Kalau Februari 2023 kasusnya landai, maka kita bisa lepas dari pandemi Covid-19 ini,” tegas Menko Airlangga. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.