Dark/Light Mode

Potensi Besar Ekonomi Syariah Indonesia Besar

Pakar Sebut Kontribusi Menteri Erick Terus Dinantikan

Senin, 26 September 2022 15:14 WIB
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom Syariah IPB University Irfan Syauqi Beik menilai pernyataan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir mengenai tingginya potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat tepat. Bahkan saat ini masih banyak potensi ekonomi syariah di Indonesia yang belum tergarap sempurna. Sehingga potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia yang disampaikan Erick Thoir masih sangat terbuka luas sangat valid.

Pilar utama potensi pertumbuhan ekonomi syariah ada 3 sektor seperti sektor riil yang meliputi industri makanan minuman halal, farmasi halal, fashion dan kosmetik halal.

"Saat ini pertumbuhan industri halal global mencapai 15 persen pertahun. Potensi pertumbuhan yang besar harusnya menjadi peluang tumbuhnya sektor riil di Indonesia," ungkap Irfan dalam keterangannya, Senin (26/9).

Irfan mengakui, saat ini sertifikasi halal di Indonesia masih memiliki keterbatasan. Irfan menyarankan kepada Erick Thohir sebagai Ketua MES untuk dapat berkolaborasi dengan kampus di seluruh Indonesia yang memiliki fakultas kimia, teknologi pangan, farmasi dan memiliki laboratorium untuk menjadi lembaga pemeriksa halal (LPH). Diharapkan pendirian LPH ini juga bisa memberikan tambahan pemasukan bagi kampus.

"Menteri Erick bisa meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Daerah untuk dapat membantu mengalokasikan anggaran untuk sertifikasi halal bagi UMKM. Sebab sertifikasi halal tak hanya untuk kebutuhan kaum muslim saja. Non muslim juga membutuhkan sertifikasi halal,"ungkap Irfan.

Baca juga : Persikabo Vs PSS Sleman, Wajib Menang Di Kandang

Pilar selanjutnya dari ekonomi syariah adalah industri keuangan yang terdiri dari bank, asuransi dan pasar modal. Bahkan menurut Irfan turunan dari industri kuangan syariah di Indonesia juga sudah mulai tumbuh. Bahkan untuk syariah securities crowdfunding (SCF). Adanya SCF ini menurut Irfan memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi di crowdfunding syariah dan juga memberikan potensi UMKM untuk mendapatkan alternatif pembiayaan sesuai syariah.

Pilar lainnya dari ekonomi syariah adalah zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF).

Irfan melihat ZISWAF di Indonesia mengalami tren peningkatan. Memang saat ini antara potensi dan realisasi ZISWAF  masih ada kesenjangan yang cukup besar. Contohnya potensi wakaf uang yang mencapai Rp 180 triliun. Namun yang terkumpul hanya Rp 1,6 triliun.

"Ini yang perlu kerjasama kita semua untuk mengembangkan potensi ekonomi syariah di Indonesia agar dapat dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat," kata Irfan.

Irfan menilai, saat ini penggembangan ekonomi syariah di Indonesia masih memiliki kendala. Kendala tersebut adalah rendahnya literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah. Kendala lainnya adalah kelembagaan. Irfan berharap kendala kelembagaan ini dapat dikurangi dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Baca juga : Wamenag: Eksistensi Wanita Syarikat Islam, Bukti Kontribusi Perempuan Untuk Kemajuan Indonesia

"Pemanfaatan teknologi informasi ini menjadi sangat penting. Misalnya membuat e-commerce atau bekerja sama dengan platform global yang berorientasi untuk memasarkan produk halal Indonesia. Sehingga produk halal Indonesia bisa memiliki potensi ekspor," ujar Irfan.

Masalah lainnya adalah masih banyak Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang belum memahami ekonomi syariah secara utuh. Irfan memberikan contoh, SDM di bank syariah di Indonesia yang belum mampu menjelaskan mengenai sistim syariah dengan baik kepada masyarakat.

"Karena kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan membuat masih masyarakat kerap salah tangkap atau salah paham menggenai ekonomi syariah. Penguatan SDM ini menjadi sangat vital,"kata Irfan.

Masalah lainnya yang pelik adalah regulasi. Irfan mengakui memang saat ini dukungan pemerintah terhadap ekonomi syariah Indonesia sudah diberikan. Misalnya dengan Indonesia yang sudah memiliki Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Namun hingga saat ini dukungan regulasi ekonomi syariah masih banyak dari pemerintah pusat. Hanya beberapa daerah saja yang sudah memiliki komite daerah ekonomi keuangan syariah.

"Saya berharap Pak Erick yang juga menjabat sebagai ketua MES dan anggota KNEKS dapat membuat regulasi yang berpihak ke ekonomi syariah. Misalnya pak Erick bisa memberikan suntikan modal ke Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp 10 triliun agar bisa menjadi bank BUKU 4. Selain itui Pak Erick juga bisa mendorong BUMN untuk lakukan zakat dan wakaf," terang Irfan.

Baca juga : Gegara Suporter, Persib-Persebaya Didenda Rp 50 Juta

Dengan berbagai terobosan yang dilakukan Ketua MES, Irfan berharap Erick Thohir dapat terus berkontribusi untuk selalu menggembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Sebab tujuan pendirian MES adalah untuk memasyarakatkan ekonomi syariah di Indonesia dan mengekonomi syariahkan masyarakat.

"Sebagai ketua MES dan Menteri BUMN, Erick Thohir harus terus menggembangkan ekonomi syariah. Perusahaan BUMN bisa menjadi motor tumbuhnya ekonomi syariah di Indonesia. Pendekatannya ekonomis saja. Jangan menggunakan pendekatan ideologi. Masa industri halal  Indonesia kalah dengan negara non muslim. Produsen daging halal terbesar dunia Australia. Produsen ayam halal terbesar dunia adalah Brazil," pungkas Irfan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.