Dark/Light Mode

PILM Kabupaten Sikka

Perlu Inovasi Untuk Tingkatkan Budaya Baca Masyarakat

Jumat, 14 Oktober 2022 15:50 WIB
Acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/10). (Foto: Dok. Perpusnas)
Acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/10). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi permasalahan krusial yang dialami Indonesia, termasuk di daerah Sikka. Atas masalah itu, sumber daya alam (SDA) yang melimpah belum termanfaatkan secara optimal. Untuk itu, diperlukan penciptaan SDM yang unggul dan kreatif. Salah satunya dengan meningkatkan kegemaran membaca.

"Kita harus merekonstruksi pola pikir. Tidak ada di negara-negara maju dan kuat tanpa adanya gemar membaca," ujar Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Adin Bondan, pada Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/10). 

Budaya baca adalah buah perilaku yang bisa diasah, dibentuk agar menjadi karakter nasional bangsa. Orang yang banyak membaca adalah orang yang literat. Yang mampu berpikir baik, bersikap baik, dan bertindak baik.

Baca juga : Literasi Meningkat Lahirkan Generasi Cerdas, Kreatif dan Produktif

“Makanya, kami mengharapkan Pemerintah Daerah Sikka membuat program prioritas literasi bagi generasi muda,” tambah Adin.

Adin melanjutkan, Presiden Jokowi menekankan pembangunan SDM dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 melalui program Revolusi Mental. Salah satu program unggulan Perpusnas adalah transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang memberikan program pemberdayaan masyarakat khususnya yang termarjinalkan melalui konten literasi terapan, seperti training/pelatihan kewirausahaan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, NTT menempati peringkat kedelapan nasional sebagai provinsi paling suka membaca dengan intensitas durasi membaca 5 jam per minggu serta jumlah buku yang dibaca 4-5 buku per triwulan.

Baca juga : Lestari: Hadapi Resesi Global, Tingkatkan Produktivitas Masyarakat

Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira memaparkan, setidaknya ada empat hal penting yang bisa dipraktikkan untuk meningkatkan literasi masyarakat. Yakni peningkatan mutu dan sistem pendidikan, kemudahan akses terhadap perpustakaan, kemampuan akses informasi secara digital, dan akses terhadap surat kabar atau media.

Jika diperlukan, daerah bisa mengadaptasi program inovasi yang dilakukan sejumlah daerah, seperti layanan Monika (Mobil Internet dan Perpustakaan Kewilayahan) di Yogyakarta, dan revitalisasi perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta. "Inovasi-inovasi perlu terus diciptakan agar pembudayaan kegemaran membaca dapat terus meningkat yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Andreas. 

Wakil Bupati Sikka Romanus Woga mengaku senang dengan adanya perhatian dari Pemerintah bagi pengembangan mutu SDM dan literasi di daerahnya. "Tidak hanya aspek pembangunan SDM yang menjadi fokus prioritas, kebutuhan infrastruktur perpustakaan juga tidak luput diberikan Pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)," imbuh Romanus. 

Baca juga : Rajin Bagikan Gerobak UMKM, Partai Perindo Bangkitkan Ekonomi Masyarakat

Dia mencatat, sudah enam kabupaten di NTT yang tercatat menerima bantuan DAK pembangunan gedung layanan perpustakaan. Yaitu Kabupaten Malaka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Manggarai Barat.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.