Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gelar Apel Siaga

Muhadjir Minta Masyarakat Waspadai Musim Bencana

Kamis, 10 November 2022 07:55 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melaksanakan Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Rabu (9/11/2022). (Foto: Humas Kemenko PMK)
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melaksanakan Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Rabu (9/11/2022). (Foto: Humas Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkan semua pihak bersiap menghadapi bencana.

Sebanyak 95 persen, didomi­nasi oleh bencana hidrometeo­rologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem, dan longsor.

Hal itu diingatkan Menko PMK Muhadjir Effendy saat Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Jakarta, kemarin.

Baca juga : NasDem Disarankan Usung Capres Hasil Musra

Apel yang diinisiasi Kemenko PMK bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini dilaksanakan se­cara hybrid dengan melibatkan 2.500 peserta luring dan peserta daring, dari unsur kepala daerah 10 Provinsi dan 34 kabupaten/kota berpotensi rawan banjir dan longsor di Indonesia.

Muhadjir bilang, Indonesia merupakan daerah rawan ben­cana, terbentang pada pertemuan lempeng tektonik, berada dalam Jalur Cincin Api Pasifik dan daerah cuaca ekstrem. Sehingga rawan terhadap bencana alam di beberapa daerah/wilayah di Indonesia.

Menurut data BNPB, sepanjang tahun 2022 telah terjadi sekitar 3.207 bencana, di mana 95 persen di antaranya disebab­kan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca eks­trem dan longsor.

Baca juga : Kepala BNPT: Perkuat Identitas Budaya Indonesia

“Kondisi ini tentunya men­jadi bahan pemikiran kita, masih diperlukan upaya yang lebih maksimal baik di tingkat nasional, daerah, hingga masyarakat,” kata Muhadjir.

Menurutnya, pada Oktober BNPB mencatat frekuensi rata-rata bencana, yakni 70 kali per pekan.

Bencana hidrometrologi basah merenggut korban jiwa tertinggi dibanding bulan-bulan sebelum­nya, yakni 50 orang.

Baca juga : Gandeng 7 Bank, Bukit Podomoro Mudahkan Masyarakat Beli Rumah

Selain itu, BMKG memperkirakan secara umum wilayah Indonesia saat ini berada pada kategori curah hujan menengah hingga tinggi.

“Kita harus terus siaga, karena potensi curah hujan tertinggi akan berlangsung dengan puncak pada Desember 2022 hingga Januari 2023,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.