Dark/Light Mode

Kita Bukan Indonesia 50 Tahun Lalu, Bye Bahan Mentah...

Minggu, 13 November 2022 15:01 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) dalam B20 Summit Dialogue: Sustainable Resource Management for Economic Growth, Bali, Minggu (13/11). (Foto: Instagram)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) dalam B20 Summit Dialogue: Sustainable Resource Management for Economic Growth, Bali, Minggu (13/11). (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perekonomian Indonesia kini sudah bergerak maju. Lewat program hilirisasi tambang, Indonesia mengucapkan selamat tinggal pada ekspor barang mentah. 

Terbukti, kegiatan ini mampu menunjukkan hasil yang positif. Ekspor nikel yang sebelumya hanya mampu menjaring devisa 1,1 miliar dolar AS atau Rp 17 triliunan pada tahun 2017-an kini menjadi 20,9 miliar dolar AS atau Rp 323,82 triliun pada tahun 2021. Atau loncat dari Rp 17 triliun ke Rp 323,82 triliun.

Secara bertahap, pemerintah juga akan menyetop ekspor minerba dalam bahan mentah.

Baca juga : Jabar Dan Jateng Wakili Indonesia Ke Unified Football Di Bangkok

Perihal Indonesia yang bergerak maju ini, juga ditegaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, melalui akun Instagramnya. 

"Jika Anda berpikir Indonesia masih seperti 8 tahun yang lalu, lupakanlah! This is The New Indonesia, yang tidak lagi bergantung pada komoditas bahan mentah," kata Luhut via Instagram, Minggu (13/11).

Dia menjelaskan, ekonomi yang sudah dan akan terus bertransformasi menuju industri hijau, berkontribusi pada pengurangan karbon sebanyak 29 persen. Sehingga, bisa mewujudkan produk domestik brutto (GDP) per kapita lebih dari 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 154,94 juta di tahun 2030.

Baca juga : Yandri Ngarep Perempuan Indonesia Teladani Para Pejuang

"Itulah visi Indonesia saat ini. Seperti di banyak kesempatan lainnya, saya mengajak para delegasi yang hadir di B20 Summit Dialogue 2022 pagi ini. Mulai dari pegiat bisnis dan ekonomi, para CEO, hingga investor baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Karena kita bukan lagi seperti Indonesia 50 tahun lalu, yang hanya menggali sumber daya alamnya, kemudian diekspor dalam bentuk mentah," papar Luhut.

Lulusan Terbaik Akabri tahun 1970 ini menekankan, kita sudah mengubah paradigma berpikir dan cara bekerja, melalui program hilirisasi sumber daya mineral.

Semua ini dilakukan, agar kekayaan alam kita memiliki nilai tambah bagi perekonomian negara.

Baca juga : Gile, 77 Tahun Peluru Bersarang Di Leher

Terpenting, kekayaan alam kita bisa dinikmati serta punya pengaruh yang signifikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

"Kami juga akan selalu terbuka dan siap untuk berdiskusi, bernegosiasi, serta berkontribusi untuk pelestarian bumi yang adil dan berkelanjutan," pungkas Luhut. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.