Dark/Light Mode

Pemkab Lebak Akan Libatkan Banyak Pihak di Festival Seni Multatuli 2019

Sabtu, 3 Agustus 2019 22:20 WIB
Sekretaris Dindikbud Lebak, Imam Suangsa (memegang mik) 
saat berbicara dalam sosialiasi Lokakarya Penguatan Kapasitas Penyelenggaraan Festival Flatform Indonesiana 2019 
di Aula Museum Multatuli, Lebak, Jumat (2/8). (Foto: Tangsel Pos).
Sekretaris Dindikbud Lebak, Imam Suangsa (memegang mik) saat berbicara dalam sosialiasi Lokakarya Penguatan Kapasitas Penyelenggaraan Festival Flatform Indonesiana 2019 di Aula Museum Multatuli, Lebak, Jumat (2/8). (Foto: Tangsel Pos).

RM.id  Rakyat Merdeka - Festival Seni Multatuli (FSM) 2019 yang akan dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lebak bersama Tim Platform Kebudayaan Indonesiana saat ini tengah memasuki tahapan lokakarya penguatan kapasitas. Pasalnya, pelaksanaan FSM pada tahun kedua ini tidak ingin mendapatkan penurunan nilai.

Kepala Dindikbud Kabupaten Lebak, Wawan Sukmana menyampaikan, FSM 2019 merupakan tahun kedua yang digelar di Kabupaten Lebak di bawah naungan Indosiana Platform yang akan didorong selama 3 tahun berikutnya.

Baca juga : Wabup Lebak Tegaskan Kasepuhan Cilebang Menjadi Desa Adat

“Di tahun ini kami mencoba untuk mengevaluasi dari kegiatan festival tahun kemarin meskipun sudah mendapat nilai A oleh kementerian (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, red), ini dilakukan karena kami sadar masih banyak kekurangan dalam festival yang sebelumnya.

Salah satu upaya yang dilakukan bukan hanya mengefektifkan tim kerja saja tetapi lebih mengoptimalkan dampak keterlibatan semua pihak terhadap Museum Multatuli,” kata Wawan dalam acara sosialisasi Lokakarya Penguatan Kapasitas Penyelenggaraan Festival Flatform Indonesiana 2019 di Aula Museum Multatuli, Lebak, Jumat (2/8).

Baca juga : Mitra Seni Indonesia Gelar Festival Seni dan Bazar 2019

Setelah lokakarya akan dilaksanakan kegiatan lain, yakni workshop dengan tujuan agar keberminatan pihak lain baik itu manca negara maupun nasional semakin kuat dan menjadi nilai lebih bagi Museum Multatuli, khususnya untuk memotivasi sastrawan agar lebih semangat untuk menuliskan setiap momen bersejarah di Kabupaten Lebak.

Sementara itu Tim Ahli Knowledge Management Indonesiana, Anung Karyadi mengatakan, bahwa Lebak itu menarik. Karena menurutnya Lebak menjadi salah satu kota yang berani mengangkat sastra.

Baca juga : KLHK Perkuat Penegakkan Hukum di Gakkum Festival 2019

Sebab, saat ini sastra dinilai sudah mulai tersisihkan. Anung mengklaim, workshop ini merupakan satu-satunya tempat di mana kegiatan seperti ini sebagian besar diikuti anak muda dan ini menunjukan proses yang ada nanti terus berlanjut dan diharapkan menjadi proses transfer knowledge antar peserta workshop baik yang pemula maupun yang telah berpengalaman.

“Program ini merupakan festival, tapi ini merupakan program aksi dari undang-undang kemajuan kebudayaan,” pungkasnya. [BIN/RIE]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.