Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Alhamdulillah, Haji 2023 Tak Ada Batasan Usia, Total Kuota 221 Ribu

Minggu, 8 Januari 2023 20:57 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas (kiri) dalam pertemuan dengan Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah, di Jeddah, Minggu (8/1).
Menag Yaqut Cholil Qoumas (kiri) dalam pertemuan dengan Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah, di Jeddah, Minggu (8/1).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M.

Kesepakatan tersebut ditandatangani di Jeddah pada hari ini, Minggu (8/1) oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji & Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah.

Disaksikan oleh Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi, Dirjen Penyenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, serta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah.

Hadir juga Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali, Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan salam dari Presiden Jokowi untuk Yang Mulia Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman.

Selama ini, Indonesia dan Arab Saudi menjalin hubungan yang sangat erat.

Baca juga : Wapres: Alhamdulillah, Pak Try Tampak Pulih Dan Segar

"Alhamdulillah misi haji 2023 dimulai. Saya hari ini menandatangani kesepakatan haji dengan Menteri Haji Saudi. Total kuota haji Indonesia berjumlah 221 ribu jemaah," jelas Menag di Jeddah, seperti dikutip siaran resmi Kemenag, Minggu (8/1).

"Kuota itu terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus. Untuk petugas, tahun ini kita mendapat 4.200 kuota," urainya.

Kesepakatan ini juga mengatur tentang pendaratan (landing) pesawat di Jeddah dan Madinah, serta beberapa kebijakan terbaru terkait pelayanan ibadah haji.

Menag mengatakan, dalam pembicaraan dengan Menteri Haji Saudi, disepakati tidak ada pembatasan usia.

Sebelumnya, karena pandemi, pemerintah Arab Saudi membatasi usia jemaah haji. Saat itu, Saudi menetapkan, jemaah haji 2022 wajib berusia di bawah 65 tahun.

"Sesuai kesepakatan, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jemaah haji. Artinya, jemaah 65 tahun ke atas dapat berangkat haji tahun ini," tutur Menag.

Baca juga : Innalillahi, Mak Nyak Aminah Cendrakasih Meninggal Dunia

Tambahan Kuota

Pertemuan dengan Menteri Tawfiq juga dimanfaatkan Menag, untuk melobi tambahan kuota bagi Indonesia. Mengingat antrean jemaah haji Indonesia yang terbilang sangat panjang.

"Semua tentu bergantung pada kebaikan hati Yang Mulia Raja Salman, Pangeran Muhammad Bin Salman, dan Bapak Menteri Haji," ujar Menag.

Di lain pihak, Menteri Tawfiq mengaku sangat senang, karena bisa memberikan tambahan kuota jemaah haji Indonesia.

Apalagi, Indonesia adalah negara penting bagi Saudi.

Namun Tawfiq memgatakan, saat ini negaranya tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji.

Baca juga : Tiga Singa Ditahan Amerika Serikat, Southgate: Sudah Saya Duga

"Kenyamanan dan keselamatan ini prioritas. Tapi, Indonesia akan selalu mendapatkan prioritas dalam memperoleh kuota tambahan. Mungkin saja, ada negara yang mengurangi jemaah hajinya. Sehingga, kuota bisa diberikan ke Indonesia. Semua tentu sudah rindu berhaji (dalam kondisi normal)," beber Tawfiq.

Dia bilang, transformasi pelayanan jemaah haji di Arab Saudi terus berjalan. Tak ada lagi muassasah atau organisasi pemandu jemaah. Diganti syarikah atau perusahaan.

Ada enam syarikah (perusahaan) yang ditunjuk dalam pelaksanaan layanan ibadah haji tahun ini. Setiap negara, termasuk Indonesia, dapat memilih syarikah dalam menyiapkan layanan. Sehingga, akan ada kesempatan untuk mendapatkan harga terbaik.

"Saya juga meminta, agar perjanjian dibuat dengan detail. Supaya bisa memberikan layanan terbaik. Ini akan menjadi pegangan ketika syarikah melanggar. Kalau menyalahi ketentuan, kami bisa memberikan sanksi," terang Tawfiq.

Para syarikah akan dihadirkan dalam Muktamar Haji, 9 Januari 2023. Sehingga, setiap negara bisa menilai langsung kesiapan dan tawaran layanan yang mereka siapkan.

Dalam muktamar tersebut, juga akan digelar pameran beberapa produk layanan haji dan seminar perhajian. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.