Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadiri Panen Raya Di Jember, Moeldoko Wanti-wanti Ancaman Krisis Air

Sabtu, 25 Maret 2023 13:49 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko hadiri panen raya padi dan menyapa petani di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Jumat (24/3). (Foto: KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko hadiri panen raya padi dan menyapa petani di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Jumat (24/3). (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menghimbau para petani selalu bersiap menghadapi situasi apapun, termasuk krisis air.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko saat hadiri panen raya padi di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Jumat (24/3).

Moeldoko yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini hadir pada acara panen di Kab. Jember untuk melihat langsung keberhasilan panen melalui teknologi intensifikasi pertanian.

Baca juga : Impor Pakaian Bekas Ancam Brand Ternama Di Indonesia

Mengacu pada pesan Presiden Jokowi, Moeldoko mengatakan, ntensifikasi akan memotong masa tanam sekaligus meningkatkan hasil panen. Kesejahteraan petani akan membaik.

Sejak setahun terakhir, ladang pertanian seluas 500 hektare di Desa Lojejer ditanami bibit padi super M70D. Masyarakat desa pun telah membuktikan hasil panen bibit M70D mencapai 9 ton per hektar. Angka ini jauh di atas rata-rata hasil panen padi di Indonesia yang menghasilkan 5,7 ton per hektar.

"Kita ini menghadapi ancaman krisis air. Dunia juga akan menghadapinya. Untuk itu sumber air ditata dan kelola dengan baik, para petani juga tetap guyub rukun bersiap menghadapi krisis apapun," warning Moeldoko.

Baca juga : WIN: Perilaku Fanatik dan Radikal Jelang Pilpres 2024, Ancaman Serius

Sementara, Direktur M-Tani yang menghasilkan bibit M70D, Sugeng Widodo mengatakan, bibit ini juga sudah bisa dipanen di usia 75 hari. Padahal usia padi rata-rata di Indonesia masih diatas 90 hari. 

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Jember Arief Tjahyono mengatakan, Kabupaten Jember merupakan wilayah dengan hamparan lahan pertanian terluas nomor 3 di Indonesia dengan total 86,000 hektar. Namun, produktivitas pertanian di Kab. Jember masih kalah jika dibandingkan Kab. Ngawi yang sama-sama ada di Jawa Timur. Padahal luasan lahan di Kab. Ngawi tidak sebesar di Kab. Jember.

"Pelan-pelan beralih pakai pupuk organik. Nanti tanahnya akan gembur seperti yang ada di Ngawi. Jadi jangan hanya mengandalkan pupuk anorganik," pesan Moeldoko.

Baca juga : Hindari Korban Sipil, TNI Hati-hati Selamatkan Pilot Susi Air

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RMid. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.