Dark/Light Mode

WIN: Perilaku Fanatik dan Radikal Jelang Pilpres 2024, Ancaman Serius

Kamis, 2 Maret 2023 11:01 WIB
Diskusi bertema Manusia Indonesia Berkarakter Pancasila, yang digelar Wahana Cinta NKRI (WIN), di Gedung Rarampa, Blok M, Jakarta, Selasa (28/2). (Foto: Dok. WIN)
Diskusi bertema Manusia Indonesia Berkarakter Pancasila, yang digelar Wahana Cinta NKRI (WIN), di Gedung Rarampa, Blok M, Jakarta, Selasa (28/2). (Foto: Dok. WIN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pergeseran cara pandang tentang hakikat manusia dinilai kian mengkhawatirkan. Banyak perilaku fanatik, radikal, materialis, dogmatik, hedonisme, dan individualis. Hal itu diwarnai dengan maraknya tindakan melanggar etika, hukum, sopan santun dalam bertindak maupun bertutur kata, yang sudah tidak sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia.

Khususnya menjelang Pilpres 2024, upaya saling serang bahkan dengan ujaran-ujaran kebencian antaranak bangsa kerap dijumpai di setiap lini, yang bermuara pada fanatisme mendukung capres-cawapres masing-masing.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Wahana Cinta NKRI (WIN) Silvana Rosita memandang perlunya semua komponen anak bangsa untuk menata sikap, perilaku, dan tutur kata. "Agar semuanya kembali bermuara pada hakikat manusia Indonesia dengan karakter Pancasila," ujar Silvana, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (2/3).

Baca juga : Cegah Dini Politik SARA Jelang Pemilu 2024

WIN, yang merupakan organisasi pemerhati kehidupan bernegara dan berbangsa ini menggelar diskusi bertemakan "Manusia Indonesia Berkarakter Pancasila", di Gedung Rarampa, Blok M, Jakarta, Selasa (28/2). Diskusi tersebut dihadiri Prof Elwin Tobing, Immanuel Ebenezer, Prof John Pleris, Bambang Adi, Gus Sholeh, Ramu Surachman, Edi Soewandono, Ugan Gandar, Rudi S Kamri, dan Totty Moekardiono.

Silvana mengatakan, diskusi itu diadakan karena akhir-akhir ini pihaknya melihat pertikaian, ujaran kebencian, dan bahkan kekerasan marak dimana-mana. "Ada degradasi moral dari anak-anak bangsa apalagi menjelang Pilpres 2024. Sampai terjadi pertengkaran antar teman yang menjadi panastisme terhadap paslonnya masing-masing yang pada intinya ini sama-sama anak bangsa," lanjutnya

Ia mengajak semua komponen anak bangsa kembali bersatu, di bawah payung Pancasila. Bahu-membahu membawa perubahan moral yang lebih baik. Baik di sekolah, keluarga, maupun lingkungan. "Harus ada kontinuitas, back to karakter Pancasila dan integrasi," ungkap Silvana.

Baca juga : TNI AL Gelar Manasik Calon Jemaah Haji 2023

Ia berharap, berbagai gagasan lahir dari diskusi sarasehan ini. Terlepas dari segala pro-kontranya.

Selain itu, yang dicanangkan Presiden Jokowi semestinya sesuai dengan pandangan Pancasila hingga menyentuh ke akarnya yaitu pandangan hidup. "Ini adalah akar dari hakekat manusia itu sendiri yaitu berkarakter Pancasila," tandasnya.

Ia berpandangan, kurikulum Pancasila sejak usia dini sangat dibutuhkan untuk kekuatan bangsa. "Jangan sampai ditanyakan Pancasila tidak hapal," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.