Dark/Light Mode

Lampaui China, Industri Manufaktur RI Terus Meroket

Senin, 3 April 2023 19:19 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Ist)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri manufaktur nasional kembali mencatatkan kinerja yang gemilang selama tiga bulan berturut-turut pada awal 2023. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dirilis S&P Global yang menunjukkan capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Maret berada di posisi 51,9, naik dibanding bulan sebelumnya yang menempati level 51,2.

“Fase ekspansi di bulan Maret jadi ikut memperpanjang periode perbaikan kondisi industri manufaktur kita selama 19 bulan berturut. Apalagi, laju pertumbuhan PMI di bulan Maret merupakan yang tercepat sejak bulan September lalu,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (3/4).

Dia mengemukakan, tingkat ekspansi PMI manufaktur Indonesia tersebut sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang telah dilansir sebelumnya oleh Kementerian Perindustrian. IKI Maret 2023 juga menunjukkan nilai ekspansi sebesar 51,87.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Meroket

“PMI manufaktur dan IKI pada Maret 2023 sama-sama menunjukkan bahwa posisi ekspansi didukung oleh permintaan baru dari domestik yang meningkat. Kami optimis, dengan akselerasi pada realisasi belanja Produk Dalam Negeri, permintaan baru akan semakin meningkat di periode selanjutnya,” paparnya.

Peningkatan permintaan domestik mendorong meningkatnya output dan tenaga kerja. Ditambah lagi, kinerja vendor meningkat dan dan transportasi semakin baik sehingga persediaan bahan baku meningkat dan hambatan produksi berkurang.

“Hal ini memacu kinerja industri untuk menyelesaikan pesanan lebih cepat,” jelas Menperin.

Baca juga : Ramadan Hari Kedua, Rupiah Meroket

Meskipun biaya input masih meningkat, industri tidak lagi meneruskan kenaikan tersebut ke harga produknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekspansi PMI tidak lepas dari peningkatan kinerja internal perusahaan dan upaya pemerintah dalam menjaga pasar dalam negeri dan memperbaiki iklim usaha industri.

Sebagai tambahan, hambatan pasokan di sektor manufaktur Indonesia semakin berkurang pada bulan Maret, sehingga waktu pemenuhan pesanan semakin pendek. Hal ini didukung kinerja pemasok dan transportasi yang lebih baik.

Karenanya, Kemenperin fokus untuk memacu produktivitas di sektor industri sekaligus memperkuat pasar dalam negeri, dengan mengoptimalkan penggunaan produk lokal dan substitusi impor. Upaya ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada gelaran Business Matching Produk Dalam Negeri beberapa waktu lalu, bahwa pembelian produk lokal dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.

Baca juga : Siap Tampil Di HM 2023, Industri Mamin Akan Pamerkan Teknologi Industri 4.0

Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence menyampaikan, tekanan pasokan menjadi lebih mudah diatur karena waktu pengiriman dari pemasok lebih cepat sementara inflasi harga input masih di bawah rata-rata 12 bulan, mewujudkan efektivitas tingkat kenaikan sebelumnya. Sementara itu, sentimen bisnis bertahan positif di antara produsen di Indonesia pada akhir triwulan pertama, serta tingkat kepercayaan diri dalam bisnis yang membaik.

PMI manufaktur Indonesia pada Maret 2023 kembali mampu melewati PMI pusat manufaktur terbesar dunia yaitu, China (50,0) dan kembali lebih tinggi dari PMI ASEAN (51,0), Malaysia (48,8), Vietnam (47,7), Taiwan (48,6), Jepang (49,2), Korea Selatan (47,6), Inggris (48,0), Amerika Serikat (49,3), dan Jerman (44,4).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.