Dark/Light Mode

5 BUMN RI Garap 4 Proyek di Laos

Menteri Rini Terima Kunjungan Delegasi Pemerintah Laos

Rabu, 28 Agustus 2019 16:29 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno (baju hijau, kiri) dan jajarannya, saat menerima kunjungan delegasi pemerintah Laos yang dipimpin oleh Menteri untuk Kantor PM Laos,  Alounkeo Kitthihoun di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/8). (Foto: Humas BUMN)
Menteri BUMN Rini Soemarno (baju hijau, kiri) dan jajarannya, saat menerima kunjungan delegasi pemerintah Laos yang dipimpin oleh Menteri untuk Kantor PM Laos, Alounkeo Kitthihoun di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/8). (Foto: Humas BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menerima delegasi Pemerintah Laos di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/8). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Menteri Rini dengan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Rakyat Laos, Thongloun Sisoulith, dan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara sejumlah BUMN Indonesia dengan Phonsavanh Group di Vientiane, Laos pada 25 Juni silam.

Kunjungan ini juga hasil tindak lanjut dari pertemuan PM Laos dengan Presiden Jokowi di Indonesia pada 2017. Salah satu topik utama pertemuan tersebut adalah pembahasan mengenai potensi kerja sama kedua negara di bidang bisnis, perdagangan dan investasi.

"Kami sepakat untuk meningkatkan hubungan kerja sama bisnis antara Indonesia dan Laos. Kemarin, kami ke sana melihat potensi kerja sama yang bisa ditingkatkan. Empat proyek akan menjadi fokus kita bersama-sama. Saya pikir, kerja sama ini sangat bagus dan harus segera direalisasikan. Saya berharap, Indonesia dan Laos akan jadi rekan kerja dalam perdagangan di dunia Internasional,” ujar Menteri Rini.

Kerja sama bisnis yang tengah dijajaki itu, ada di bidang pertambangan. PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT Timah Tbk melakukan kerja sama dengan Petrotrade, entitas dari Phonsavanh Group.

Baca juga : Didampingi BG dan Puan, Megawati Terima Kunjungan Prabowo

PT Timah Tbk dengan Petrotrade menjajaki kerja sama eksplorasi area pertambangan prospektif, hingga proses pengolahan. Eksplorasi pertambangan yang akan dilakukan tersebut, salah satunya bertujuan untuk menemukan sumber baru bahan baku pupuk NPK yaitu KCl (Kalium Klorida).

Untuk itu, PT Pupuk Indonesia siap andil sebagai offtaker yang akan menyerap bahan baku pupuk tersebut. Sementara PT Bukit Asam Tbk, tengah menjajaki kerja sama jual beli batubara dengan Petrotrade.  

Penjajakan bisnis yang dilakukan ini sejalan dengan rencana PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk mengembangkan pupuk NPK melalui proyek NPK 2,4 juta ton. Selama ini, jenis bahan baku KCl memang masih harus diimpor, karena tidak dapat diperoleh di Indonesia. Bahan baku KCl dari Pupuk Indonesia Grup banyak didatangkan dari negara Eropa Timur, salah satunya Belarusia.

Dengan potensi tambang KCl di Laos yang sangat besar, maka harga dan biaya distribusinya akan jauh lebih efisien.  

Baca juga : Incar Kursi Menteri Agama, PKB Jelekin Lukman

Sejak dilakukannya MoU pada Juni lalu, sejumlah BUMN sepakat melakukan kerja sama, antara lain PT Timah yang akan menggarap potensi tambang di Laos. Di bidang pertanian, PT Perkebunan Nusantara bersama PT Pupuk Indonesia juga akan menjalin kerja sama dengan Phaiboun Trading Import and Export. 

Dalam hal transportasi, PT Inka juga akan menjalin kerja sama  pembangunan Kereta Indonesia (IDRC) sepanjang 195 km, dari Laos hingga kawasan pelabuhan Vietnam.

Selain itu, PT Bukit Asam dan Petrotrade juga akan melakukan kerja sama terkait dengan perdagangan batubara.  

Delegasi Pemerintah Laos yang diwakilkan Menteri untuk Kantor Perdana Menteri Laos Alounkeo Kittikhoun dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Laos Viengsavath Siphandone, telah mengunjungi sejumlah pabrik dan site milik BUMN.

Baca juga : KPK Ingatkan Menkumham Yasonna Tidak Delegitimasi Perbaikan Lapas

Antara lain PT Petrokimia Gresik di Gresik, PTPN di Mojokerto, PT INKA (Persero) di Madiun, PT Timah di Pangkal Pinang, dan PT Bukit Asam di Lampung.

Menteri untuk Kantor Perdana Menteri Laos Alounkeo Kittikhoun mengatakan, kunjungan delegasi ini dilakukan atas arahan pemerintah Laos, untuk menarik investasi dari Negara lain. Termasuk, Indonesia. Menurutnya, pabrik-pabrik BUMN sudah menggunakan teknologi tinggi.

Itu sebabnya, Kittikhoun yakin, empat proyek yang akan dikerjakan memiliki kualitas sangat baik. “Kami juga berkunjung pabrik kereta api. Kami belajar banyak dari proses produksi lokomotif. Kami akui, Indonesia sudah menggunakan teknologi tinggi di setiap pabrik yang kami kunjungi. Maka, kami ingin mengajak Indonesia kerja sama Business to Business, terkait empat proyek di Laos,” kata Kittikhoun. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.