Dark/Light Mode

Antisipasi Bencana Akibat Kemarau

Pemda Kudu Bentuk Satuan Tugas Khusus

Senin, 19 Juni 2023 07:45 WIB
Kepala Badan Nasional Pen­anggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. (Foto: Dok. BNPB)
Kepala Badan Nasional Pen­anggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. (Foto: Dok. BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi menghadapi musim kemarau panjang mulai bulan depan. Sekarang saja, gejalanya sudah dirasakan. Sebab itu, potensi bencana akibat kemarau kudu diantisipasi.

Kepala Badan Nasional Pen­anggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meng­ingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk sudah menyiap­kan antisipatif dalam mengha­dapi potensi bencana di musim kemarau.

Menurutnya, perlu dibentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk mewaspadai dampak El-Nino yang dapat memicu terjadinya karhutla serta kekeringan.

Baca juga : Pendukung Ganjar Kudu Berpolitik Riang Gembira

“Seluruh Pemda perlu melaku­kan apel kesiapsiagaan serta membentuk Satgas khusus. Ini untuk mengantisipasi dampak yang dapat memicu karhutla ser­ta kekeringan,” ujar Suharyanto dalam keterangan pers, kemarin.

El-Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Badan Meteorologi Klima­tologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, musim ke­marau yang sudah dirasakan di beberapa wilayah Indonesia akan berlangsung lebih panjang dari tahun sebelumnya lantaran dipicu El-Nino.

Baca juga : DKI Akan Cek Menara Saidah

Kemarau datang diperkirakan sekitar Juli 2023. Namun, saat ini sudah terasa di berbagai daerah. Meski Pulau Jawa masih sering diguyur hujan.

Dia menegaskan, potensi ben­cana karhutla sebagai dampak dari El-Nino menjadi atensi langsung Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, penanganannya tidak boleh lengah.

Dia mendorong satgas penanganan karhutla terus me­mantau perkembangan cuaca, titik-titik panas atau hot spot, tinggi muka air gambut dan faktor lain yang dapat memicu terjadinya karhutla.

Baca juga : Antisipasi Polusi Udara Jakarta, Ini Saran Prof Tjandra

Peringatan dini terkait be­berapa faktor tersebut dapat dipantau melalui situs BMKG, Badan Riset dan Inovasi Na­sional (BRIN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Ke­hutanan (KLHK) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Suharyanto juga meminta se­luruh kebutuhan terkait penanga­nan karhutla dapat diidentifikasi.

Mulai dari kesiapan personel, ketersediaan peralatan, logistik untuk pemadaman darat maupun udara. Apabila perlu, segala ke­butuhan tersebut dapat diusulkan kepada Pemerintah Pusat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.