Dark/Light Mode

Antisipasi Bencana Akibat Kemarau

Pemda Kudu Bentuk Satuan Tugas Khusus

Senin, 19 Juni 2023 07:45 WIB
Kepala Badan Nasional Pen­anggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. (Foto: Dok. BNPB)
Kepala Badan Nasional Pen­anggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. (Foto: Dok. BNPB)

 Sebelumnya 
“Saya juga mengajak seluruh pihak yang termasuk dalam unsur pentahelix, yakni Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, dapat ber­sinergi secara efektif dan efisien dalam penanganan karhutla,” tuturnya.

Dia juga menekankan kepada seluruh unsur TNI dan Polri agar dapat melakukan penegakan hu­kum dan keamanan. Khususnya, bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan, pembalakan liar dan sejenisnya

Terpisah, Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA mengatakan, bencana yang kerap terjadi di musim kemarau adalah keba­karan hutan dan lahan (karhutla) di kawasan hutan.

“Kepada Pemerintah Dae­rah (Pemda) agar serius dalam penanggulangan bencana keba­karan hutan dan lahan. Dalam hal ini pelibatan masyarakat mutlak dibutuhkan,” kata Safrizal.

Dia mengatakan, kejadian karhutla yang melanda wilayah Bur Telege, Takengon, Kabu­paten Aceh Tengah, baru-baru ini menjadi pelajaran.

Baca juga : Pendukung Ganjar Kudu Berpolitik Riang Gembira

Area yang terbakar diper­kirakan mencapai 15 hektare. Padahal musim kemarau belum masuk secara penuh. Namun, karhutla sudah terjadi.

Dia bilang, penanganan dam­pak kemarau panjang ini ha­rus terkoordinasi dengan baik. Antar-kelompok masyarakat yang ingin membantu serta petugas dari Pemerintah Daerah.

“Keterlibatan masyarakat su­dah ada, wadahnya telah diben­tuk dalam Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar),” bebernya.

Kemudian, tugas Pemerintah Daerah untuk segera mem­fasilitasi pembentukan Redkar. Mengingat penanganan karhutla ini tidak ringan maka diperlukan segenap kekuatan bersama.

“Mulai rakyat yang bahu membahu dengan personel Dam­kar, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), TNI/Polri dan seluruh pihak terkait, maka ancaman bencana kar­hutla dapat dicegah dan ditekan risikonya seminimal mungkin,” paparnya.

Baca juga : DKI Akan Cek Menara Saidah

Adapun kebakaran di wilayah Bur Telege, Takengon, ini me­landa di hutan sekitar desa-desa Kecamatan Lut Tawar sejak Senin, 12 Juni 2023.

Meski penyebab kebakaran belum dapat dipastikan, namun dugaan sementara mengarah pada cuaca kering akibat datang­nya musim kemarau.

Hal ini berbanding lurus dengan prediksi Pemerintah terhadap potensi meningkatnya karhutla tahun ini akibat fenomena El Nino.

“Untuk kejadian karhutla di Kota Wisata Takengon menjadi sinyal kuat bagi semua pihak bahwa ancaman karhutla saat ke­marau tidak main-main. Untuk itu, seluruh pihak harus berada dalam kesiapsiagaan penuh,” imbaunya.

Safrizal menyebutkan, saat ini Badan personel Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah dan Satuan Pemadam Kebakaran serta personel Polri dikerahkan untuk menanggu­langi kebakaran tersebut.

Baca juga : Antisipasi Polusi Udara Jakarta, Ini Saran Prof Tjandra

Menurut Safrizal, respons pertama terhadap penanggulangan bencana karhutla men­jadi sangat penting untuk mencegah meluasnya keba­karan. Respon cepat juga untuk memperkecil dampak yang mungkin timbul.

“Kami mengimbau seluruh jajaran harus berkolaborasi, sehingga dapat melipatganda­kan personel dan kekuatan,” tuturnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.