Dark/Light Mode

Kepala BPIP Deklarasikan Jaket Bung Karno Di Blitar

Rabu, 21 Juni 2023 16:53 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menghadiri sejumlah rangkaian Haul Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (20/6). Pada acara ini Yudian didampingi Wakil Kepala BPIP Karjono 

Selain mengikuti peninjauan Bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), do'a bersama dan ziarah, rombongan BPIP juga menjadi saksi dalam deklarasi "Jaringan Kota/Kabupaten Tapak Sejarah Bung Karno" atau (Jaket Bung Karno).

22 Kota/Kabupaten merupakan Daerah catatan napak tilas sejarah hidup Bung Karno sejak kecil sampai dengan meninggal untuk memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepala BPIP, Yudian Wahyudi dalam pidatonya mengingatkan, terbentuknya Jaket Bung Karno adalah penegasan dari pesan Bung Karno yakni Jasmerah atau "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah".

"Karena melalui sejarah kita mengerti betul tentang sulit dan beratnya perjuangan para pahlawan serta para pendiri bangsa," ujarnya. 

Baca juga : Ini Pelajaran Penting Marc Klok Dari Timnas Argentina

Menurut dia, filosofis Jaket Bung Karno tersebut dimaknai bukan sebagai Jaket yang dipakai Bung Karno, terbuat dari kulit atau kain, melainkan jaket pemikiran, ide, gagasan, optimisme dan cita-cita perjuangan dari Bung Karno.

"Jaket ini tentu saja kita dapat pakai, dapat kita implementasikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila," tegasnya.

BPIP mengajak kepada seluruh kepala daerah dan masyarakat untuk terus meneladani tekad, semangat dan perjuangan Bung Karno.

"Di bumi Bung Karno ini mari kita sama-sama tekadkan Jaket Bung Karno sebagai penerus perjuangan Bung Karno, terutama untuk generasi muda, sehingga Pancasila yang telah diwariskan untuk bumi pertiwi ini senantiasa menjadi jati diri bangsa dalam mewujudkan indonesia maju dan sejahtera," ujarnya.

Tidak hanya itu, BPIP juga telah melakukan berbagai kerja sama, kolaborasi dan gotong royong dengan Pemerintah Daerah baik Kota/Kabupaten dan Provinsi di Indonesia untuk penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Baca juga : SIM Keliling Jakarta 21 Juni, Hadir Di 5 Lokasi

“Kami tentu mengharapkan dukungan dari pemerintah Daerah segala upaya pembumian Pancasila dalam tindakan, melalui gerakan pencegahan stunting, ekonomi Pancasila, implementasi Buku Pendidikan Pancasila dan Paskibraka," tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama Wali Kota Blitar  Santoso mengatakan, pelaksanaan Jaket Bung Karno bertepatan dengan momen Bulan Bung Karno yang diperingati tiap bulan Juni di Kota Blitar. Ada tiga momen penting di bulan Juni yaitu, 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Bung Karno merupakan salah satu penggali Pancasila.

"Ada tiga alasan kami melaksanakan deklarasi Jaket Bung Karno ini, alasan pertama, Bung Karno sebagai Proklamator, Presiden pertama RI, penyambung lidah rakyat dan pemimpin besar revolusi adalah milik bangsa Indonesia," paparnya.

"Bung Karno memang dimakamkan di Kota Blitar, tapi jejak sejarah perjuangan Bung Karno ada di banyak daerah. Bung Karno lahir di Surabaya, Bung Karno sekolah di Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Tulungagung. Bung Karno pernah kuliah di Bandung dan pernah diasingkan di Bengkulu," sambungnya.

Tak kalah penting Bung Karno juga menemukan inspirasi lahirnya Pancasila di saat menjalani pembuangannya di Ende, Flores dan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. "Sejarah perjuangan Bung Karno ini punya makna yang mendalam bagi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan perlu diketahui generasi penerus bangsa seperti pesan beliau jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," ujar Santoso. 

Baca juga : Ketua MPR Dorong Kepala Daerah Terbitkan Perda Penyandang Disabilitas

Alasan kedua, pemikiran Bung Karno sudah terbukti dan teruji serta diakui dunia, contoh terakhir pidato Bung Karno di sidang PBB pada 1960. Pada Mei 2023 lalu, pidato Bung Karno di PBB itu ditetapkan dalam sidang eksekutif Unesco sebagai arsip warisan dunia.

Dengan ditetapkan sebagai arsip warisan dunia, naskah pidato Bung Karno tersebut menjadi milik warga dunia yang harus dilestarikan dan dilindungi. "Itu salah satu contoh pemikiran Bung Karno yang diakui dunia internasional. Pemikiran Bung Karno masih relevan untuk dipelajari dan diteruskan oleh penerus bangsa," katanya.

Alasan ketiga, pada tempat-tempat sejarah di Indonesia yang terkait dengan Bung Karno.Sejumlah tempat itu perlu dipastikan agar tetap aman, bersih, terawat dan tidak jatuh pada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, jika memenuhi persyaratan, sejumlah tempat itu perlu diusulkan menjadi cagar budaya.

Komitmen untuk menyambung tapak sejarah, merawat tempat-tempat sejarah Bung Karno dan meneruskan ajaran Bung Karno. "Itulah yang mendorong kami untuk mengajak para bupati dan wali kota di berbagai daerah hadir di Kota Blitar sekaligus besok akan dilakukan Deklarasi Jaket Bung Karno," katanya.

Kesempatan tersebut juga ikut mendampingi Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP  Prakoso, Forkopimda Kota Blitar, Delegasi 22 Kepala Daerah Kota Kabupaten di Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.