Dark/Light Mode

Bertemu Menteri Perdagangan Prancis, Menperin Bahas Peluang Investasi Industri

Kamis, 5 Oktober 2023 12:48 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan Minister Delegate for Foreign Trade, Economic Attractiveness and French Nationals Abroad, Olivier Becht usai melakukan pertemuan di Paris, Senin (2/10). (Foto: Ist)
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan Minister Delegate for Foreign Trade, Economic Attractiveness and French Nationals Abroad, Olivier Becht usai melakukan pertemuan di Paris, Senin (2/10). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan lawatan ke Prancis untuk meningkatkan dan memperkuat hubungan ekonomi, industri dan perdagangan antara kedua negara.

Prancis merupakan salah satu mitra strategis Indonesia di Eropa, dengan perdagangan antar kedua negara pada paruh pertama tahun 2023 mencapai sekitar 1,5 miliar dolar AS. 

Saat bertemu dengan Minister Delegate for Foreign Trade, Economic Attractiveness and French Nationals Abroad Prancis, Olivier Becht, Menperin memaparkan beberapa key issues, meliputi kerja sama dalam bentuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), deforestasi, karbon, serta peluang investasi.

Baca juga : Menteri Siti Beberkan Upaya Pemerintah Atasi Karhutla

“Terkait I-EU CEPA, kami sampaikan pentingnya kolaborasi untuk mempercepat penyelesaian perundingan yang sedang berlangsung, agar kedua pihak dapat segera memperoleh manfaat dari perjanjian tersebut,” ujar Menperin di Paris, Selasa (2/10)

Sejak 2016, negosiasi kesepatan I-EU CEPA telah berjalan sebanyak 15 putaran. Karenanya, Menperin ingin mengetahui pendapat pemerintah Prancis tentang poin-poin penting perjanjian tersebut, termasuk penyelesaian masalah-masalah yang tertunda.

Membahas deforestasi, Menperin mengatakan, sebagai mitra, Indonesia menghendaki praktik-praktik berkelanjutan yang sudah ada dalam rantai pasok pertanian di negara-negara produsen komoditas untuk dapat diakui. Hal ini terkait dengan komoditas ekspor Indonesia yang dikirim ke Uni Eropa.

Baca juga : Bamsoet Raih Penghargaan Pimpinan Lembaga Peduli Konstitusi

Ia menambahkan, dalam dua tahun terakhir, laju deforestasi di Indonesia mencapai titik terendah dalam Sejarah, berkat berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah. Angka tersebut pada tahun lalu turun sebesar 75 persen ke level terendah sejak pemantauan dimulai pada tahun 1990. Karenanya, Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Prancis untuk memastikan upaya ini tetap efektif dan memberikan hasil yang bermanfaat.

Minggu lalu, Presiden Jokowi meluncurkan skema perdagangan kredit karbon pertama di Indonesia, sebagai bagian dari Net Zero Emission tahun 2060. Pertukaran karbon ini memiliki potensi hingga 200 miliar dolar AS. Izin untuk satu ton CO2 saat ini dijual dengan harga sekitar 4,50 dolar AS di Indonesia, sementara di Uni Eropa harga yang berlaku saat ini adalah sekitar 92 dolar AS. 

Skema ini dirancang untuk menjadi peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Hal ini juga sesuai dengan arah gerak dunia menuju ekonomi ramah lingkungan. “Sekali lagi, saya berharap Prancis dapat menjadi bagian dari perubahan kami menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” jelas Menperin.

Baca juga : Pertamina Siap Menjadi Market Leader Perdagangan Karbon Di Indonesia

Ia juga mendorong Prancis untuk dapat berpartisipasi dalam pendalaman struktur industri melalui investasi yang ditujukan untuk mengisi pohon-pohon industri yang masih kosong. “Diharapkan dengan terisinya pohon-pohon industri ini, rantai nilai dari proses industri hulu ke hilir bisa memperkuat supply chain dan ekosistem industri di Indonesia,” kata Menperin.

Menperin menyampaikan bahwa hal ini penting untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan perekonomian tinggi pada tahun 2045. Menurutnya, kebijakan ini juga bernilai tambah tinggi, dan kunci bagi Indonesia menjadi bagian dari rantai pasokan global. Untuk itu, Menperin mengundang Prancis untuk berinvestasi dan menjadi bagian dari perjalanan ini, yang dapat memberikan hasil yang tinggi sebagai pendatang awal di berbagai industri.

Dalam pertemuan tersebut, Menperin menyampaikan rencana pertemuan-pertemuan lainnya dengan para pelaku bisnis di Prancis dalam rangka menjalin kerja sama joint venture maupun capacity building yang akan memberikan manfaat bagi kedua pihak. “Kami juga akan bertemu dengan perusahaan otomotif asal Prancis untuk bekerja sama dalam mengembangkan industri electric vehicle (EV),” papar Menperin.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.