Dark/Light Mode

Kementan Dorong Pengembangan Pertanian Organik

Kamis, 28 September 2023 10:27 WIB
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi. (Foto: Kementan)
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi. (Foto: Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan pertanian di tanah air guna memperkuat eksisten sektor pertanian dalam menyediakan pangan di tengah hadapi tantangan perubahan iklim dan tantangan global lainnya.

Pasalnya, perubahan iklim dan tantangan global lainnya menghadirkan kondisi semua negara dalam keadaan tidak baik, terlebih mengancam produksi pertanian sehingga jika tidak dilakukan upaya penguatan akan berdampak pada penurunan ketersediaan pangan.

"Pertanian berbasis organik adalah salah satu jalan untuk memperkuat produksi dan persediaan pangan. Pertanian organik adalah sistem budidaya tanaman yang memanfaatkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis," demikian dikatakan Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dalam Bimbingan Teknik Propaktani Episode 1015 berjudul Tanaman Pangan Organik: Peluang dan Tantangannya, kemarin Rabu (27/9/23).

Suwandi menjelaskan kelebihan bertani secara organik dibandingkan metode konvensional yang masih mengandalkan input kimia. Antara lain menghasilkan produk pangan yang sehat dan aman dikonsumsi, ramah lingkungan, dan mengurangi biaya produksi dari pembelian pupuk dan pestisida kimia.

Baca juga : Kementan: Food Estate Berjalan Baik Dan Beri Dampak Positif

"Sejumlah manfaat dari pertanian organik dan contoh aplikasinya. Pertanian organik merupakan salah satu acuan menuju budidaya pertanian berkelanjutan, manfaatnya dimulai dari pertanian ramah lingkungan, efisiensi biaya, pangan sehat dan aman dikonsumsi," jelasnya.

Suwandi menerangkan, salah satu contoh pemanfaatan bahan alami yang dapat dimanfaatkan pada pertanian organik adalah Biosaka.

Biosaka memiliki sejumlah keunggulan antara lain menyuburkan lahan, ramah lingkungan (tidak ada resiko bagi hewan dan tanaman serta manusia di sekitarnya), nol biaya (karena bahan diambil langsung dari lapangan), meminimalisir serangan hama dan penyakit tanaman, hemat pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis (berkisar 50 persen sampai 90 persen).

"Perkembangan tanaman pangan organik menunjukkan trend positif. Ada kelompok tani yang masih semi organik artinya inputnya sudah organik tetapi sanitasi terkait sumber air, lahan dan hasil belum disertifikasi dan belum organik," terangnya.

Baca juga : ASDP Kebut Pengembangan Kawasan Terintegrasi Labuan Bajo Dan BHC

"Selanjutnya ada kelompok tani yang sudah full organik artinya mulai dari kondisi sumber air, lahan inputnya sudah disertifikasi organik. Ini yang kami dorong agar semakin banyak kelompok tani yang dapat berani organik dan disertifikasi," sambung Suwandi.

Bersamaan, Guru Besar Keamanan dan Gizi IPB, Prof. Ahmad Sulaiman mengatakan mendukung pengembangan pertanian berbasis organik.

Pasalnya, pasar pangan organik terus menguat baik di skala global dan domestik dengan laju pertumbuhan mencapai 20 persen per tahun dan produk organik bersertifikat kian mudah ditemukan di pasar, supermarket, serta merambah pasar digital (e-commerce).

Organisasi pertanian organik tumbuh subur baik pada skala nasional dan skala lokal. Sebagai contoh, Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) kini memiliki organisasi cabang di 34 Provinsi di Indonesia.

Baca juga : Di Pengukuhan Ikano Unpad, Bamsoet Dorong Penerapan Cyber Notary

"Selain itu, terjadi peningkatan ekspor pangan organik yang signifikan dengan sejumlah target negara tujuan seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Arab Saudi," beber Prof. Ahmad.

Ketua Dewan Pakar MAPORINA Kalimantan Timur, Sutimin menyebutkan budidaya tanaman organik tidak hanya bisa dilakukan pada lahan pertanian yang luas tetapi juga pada lahan yang terbatas di area perkotaan.

Salah satu cara untuk mengatasi krisis pangan adalah dengan melakukan urban farming di wilayah perkotaan.

"Urban farming dapat dilakukan secara organik, baik dilakukan dengan metode vertikultur, wall gardening, akuaponik dan hidroponik," tuturnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.