Dark/Light Mode

Kementan Dorong Pendampingan Pengembangan Korporasi Petani Padi

Sabtu, 5 Oktober 2019 22:19 WIB
Sawah/Ilustrasi (Foto: Humas Kementan)
Sawah/Ilustrasi (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring dengan semakin besarnya potensi pengembangan sektor pertanian Indonesia, penanganan atas sektor hilirnya juga semakin berkembang. Saat ini, pemerintah perlu mendorong para petani untuk berkelompok dalam mengusahakan budidaya pertaniannya. Sehingga diperoleh skala ekonomi yang efisien dan dilakukan dengan manajemen yang modern mulai dari budidaya hingga pemasarannya.

Berdasarkan arahan Presiden, konsep korporasi petani yaitu petani bekerja dalam kelompok besar, melakukan pengelolaan pertanian dari hulu hingga hilir dengan menggunakan manajemen modern, memanfaatkan aplikasi-aplikasi modern, melakukan industri yang modern, sekaligus memasarkan produknya kepada industri retail atau konsumen. 

Direktorat Serealia, Kementerian Pertanian (Kementan) menuangkan konsep korporasi tersebut dalam kegiatan Pilot Project Kawasan Padi Berbasis Korporasi Petani seluas 2.000 hektare di Jawa Barat dan Banten yang diarahkan pada pengembangan perbenihan. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat untuk mendukung penyediaan benih padi.

Baca juga : Kementan Dorong Strategi Percepatan Tanam Padi dengan Teknologi Semai Kering

Direktur Serealia Tanaman Pangan, Bambang Sugiharto, menyatakan dengan adanya korporasi petani padi akan membawa banyak manfaat bagi petani. Manfaat korporasi petani yaitu meningkatkan kapasitas kelembagaan petani, meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan, memotong distribusi produk pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Manfaat bagi petani antara lain yaitu jaminan pasar, bantuan modal kerja dan sarana produksi, jaminan ketersediaan input, bebas premi asuransi dan bebas bunga pinjaman," kata Bambang, di Jakarta, Sabtu (5/10).

Kepala Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Direktorat Serealia, Dina, menambahkan kegiatan pengembangan padi berbasis korporasi petani untuk Jawa Barat tersebar di Kabupaten Subang 450 ha, Ciamis 400 ha, Majalengka 150 ha, dan Pandeglang, Banten 1.000 ha. “Dalam kegiatan pilot project ini, petani bermitra dengan perusahaan benih sebagai off taker yang akan membeli dan mengopkup calon benih yang berasal dari hasil budidaya kelompok tani," katanya.

Baca juga : Kementan Dorong Model Pertanian Terpadu Zero Waste di Sukoharjo

Lebih lanjut Dina menegaskan berbagai unit Kementan terkait saling sinergi kegiatan dalam mendukung korporasi petani ini. Pemerintah pusat maupun daerah akan mendampingi petani dalam melaksanakan budidaya padinya. "Kemudian kegiatan panen hingga diserap oleh pihak off taker dan sampai terbentuk kelembagaan petaninya," tegasnya.

Plt Kepala Bidang Tanaman Pangan, Nasir yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang menambahkan, bahwa seluruh jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan para petani berterimakasih kasih atas program korporasi ini.

"Karena telah dipercaya dan terpilih menjadi kabupaten satu-satunya di Provinsi Banten yang mendapatkan program ini. Kami akan melakukan yang terbaik demi suksesnya program ini," sebutnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.