Dark/Light Mode

Ada dalam RPJMN, Literasi Jadi Tumpuan Wujudkan Indonesia Maju

Selasa, 19 Desember 2023 16:31 WIB
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakan Perpusnas Adin Bondar (Foto: Dok. Perpusnas)
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakan Perpusnas Adin Bondar (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi berkomitmen mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan berdaya saing melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam RPJMN ini, literasi disebut secara spesifik.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Adin Bondar, mengatakan, pemerintah telah memberikan legacy yang sangat kuat di dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Terlihat dai RPJMN 2020-2024 jadi prioritas nasional.

"Dalam konsep penguatan budaya literasi akan terwujud masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter. Kalau dicermati dalam RPJMN itu, dicapai melalui pengembangan kegemaran budaya membaca, penguatan konten perbukuan literasi dan peningkatan akses," kata Adin, dalam talkshow bertema Perpustakaan, Literasi, dan Inklusi, di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/12).

Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi. Kemudian, di masyarakat ada program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), dengan perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat.

Program ini sudah dilakukan di 3.262 desa, yang sudah bertransformasi dan melibatkan 3 juta warga termarjinalkan. “Sehingga konsep perpustakaan menjangkau masyarakat sudah maksimal, kalau dilihat dari locus-locus yang kita bangun,“ ucapnya.

Per Desember 2023, lanjutnya, sudah ada 2.494 desa yang direplikasi melalui TPBIS. "Banyak warga yang awalnya pengangguran, tapi begitu program ini hadir, dapat pengetahuan baru didampingi fasilitator yang kita didik,“ lanjut Adin.

Baca juga : Nestlé MILO Sukses Inspirasi 5 Juta Keluarga Indonesia

Adin mengemukakan, ada beberapa parameter perubahan di masyarakat berkat program TPBIS, salah satu dari segi ekonomi. Masyarakat marjinal dapat kemampuan baru. Seperti, awalnya mereka hanya berjualan makanan, tapi tidak tahu memasarkan produk dengan baik. Melalui porgram TPBIS, sudah di-upgrade dan berkembang menjadi usaha katering. Dari segi aspek lain, meningkatkan hubungan secara sosial, karena sama-sama bertemu di perpustakaan.

Adin mengungkapkan, ide terciptanya TPBIS berawal dari prinsip pembangunan inklusi. Sebab, di seluruh dunia, pembangunan bertumpu pada penguatan SDM. Setiap orang berhak mencipta, mengakses dan memanfaatkan sumber informasi dan pengetahuan.

“Dampak ganda dari seorang literatif pada seseorang dan kesejahteraan negara. Jadi, semakin tinggi indeks literasi masyarakat, maka negara itu akan maju dan sejahtera.

Sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, upaya menumbuhkan budaya baca dibagi tiga pilar, yakni keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Adin menjelaskan, keluarga adalah pondasi awal untuk meningkatkan budaya literasi di era digital. Sebab, keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak.

"Kemudian, untuk satuan pendidikan, Kemendikbudristek telah mengembangkan buku yang menunjang kecakapan literasi. Ada 15 juta buku yang di desimnasi ke sekolah. Lalu, pilar ketiga tentang partisipasi masyarakat dalam mengikuti program TPBIS,“ terang Adin.

Jika dilihat dari skor Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan Unesco, Indonesia masih rendah. Perpusnas melihat, hal ini disebabkan literasi dalam aspek keluarga belum disiapkan dengan matang. Untuk itu, mengembangkan perluasan akses informasi dan pengetahuan dalam keluarga perlu diperluas.

Baca juga : Menhub Ajak INSA Jadikan Indonesia Hub Laut Asia Tenggara

“Yang pertama, kelompok pra nikah. Mereka akan diberikan edukasi untuk memiliki kesadaran yang baik, bagaimana membangun hubungan keluarga yang harmonis, memahami reproduksi dan lain-lain. Sehingga menjadi keluarga bahagia setelah menikah," ucapnya.

Kedua, keluarga yang akan memiliki anak. "Perlu ada edukasi melalui konten-konten literasi yang bisa diakses," ucapnya.

Ketiga, tahap anak pada usia emas 0-6 tahun. Penaman literasi dilakukan melalui stimuasi berbagai kegiatan yang dilakukan keluarga.

Perpusnas, lanjut Adin, akan mengirimkan pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp ke gawai seluruh generasi muda Indonesia. Di dalam pesan ini ada akses untuk kanal-kanal bacaan. “Misalnya ada literasi pra nikah bagi yang mau menikah. Tinggal klik, sehingga dengan mudah mendapatkan bahan bacaan. Jadi tidak perlu datang ke perpustakaan,“ jelasnya.

Untuk mendukung hal itu, Perpusnas telah melakukan pengembangan kanal digital seperti Bintang Pusnas Edu yang diakses melalui gawai. Kemudian, Perpusnas menyediakan 1,5 juta kopi buku digital. Ada juga iPusnas, yang merupakan platform digital bergerak yang bisa dinikmati masyarakat dengan 1,2 juta buku digital.

“Untuk ke depan, kami akan kembangkan aplikasi Titik Baca, dan sudah dimasukkan buku bacaan sesuai kebutuhan. Termasuk bekerja sama dengan Kemendikbudristek yang keluarkan buku-buku bermutu dalam rangka meningkatkan kecakapan literasi, “ ungkapnya.

Baca juga : Wujudkan Indonesia Bebas Dari Narkoba

Keberhasilan Perpusnas dalam RPJMN 2020-2024 di antaranya mengembangkan program TPBIS, memperluas akses perpustakaan melalui layanan perpustakaan keliling, mengembangkan pojok baca digital di ruang publik dengan konsep perpustakaan konvensional dan digital, serta pembinaan dan pengembangan terhadap para pegiat literasi.

“Kami punya 2.045 mitra forum taman baca masyarakat di seluruh indonesia. Kemudian ada pustaka bergerak yang menjangkau 3.000 titik supaya masyarakat mendapatkan akses untuk membaca. Untuk para pegiat literasi, ada di komunitas. Semua bergerak dan jadi model sosial untuk dekat dengan masyarakat,“ ucap Adin.

Hingga Desember 2023, Perpusnas telah mengukuhkan 535 Bunda Literas di berbagai daerah. Mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan. “Perpusnas tidak bisa bergerak sendiri untuk mengembangkan budaya literasi. Kehadiran para bunda literas ini menjadi semacam role model betapa pentingnya literasi merubah kehidupan yang lebih baik,“ tukas Adin.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.