Dark/Light Mode

Benny Harap Penerusnya Di BP2MI Perjuangkan Pembebasan Biaya Penempatan PMI

Senin, 26 Februari 2024 22:09 WIB
Kepala BP2MI Benny Rhamdani saat memberikan pembekalan calon PMI di Hotel eL Royale, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (12/2/2024). (Foto: RM.id/UMM)
Kepala BP2MI Benny Rhamdani saat memberikan pembekalan calon PMI di Hotel eL Royale, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (12/2/2024). (Foto: RM.id/UMM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani berharap Pemerintah bisa mewujudkan suara hati PMI agar membebaskan biaya penempatan. Hal itu disampaikan Benny saat menghadiri seremoni pelepasan dan pembekalan calon PMI di Hotel eL Royale, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (12/2/2024).  

Benny mengawali sambutannya dengan menceritakan pengalamannya saat melakukan kunjungan kerja ke luar negeri beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan tersebut, kara dia, banyak PMI perempuan yang luntang-lantung di negeri orang hingga malam hari.

"Sedih saya tiga hari tiga malam di Hong Kong ketemu orang Indonesia yang bawa koper di saat pagi, siang, sore maupun malam. Rata-rata perempuan," kata Benny. 

Baca juga : Kementan Kendalikan PMK Di Pasuruan, Ingatkan Pentingnya Vaksinasi Rutin

Benny mengaku awalnya tak paham mengapa para PMI wanita tersebut berada di luar rumah membawa koper selayaknya orang hendak bepergian. 

"Di benak saya, karena saya tidak paham tentang kondisi di negara penempatan dan itu kunjungan pertama saya ke luar negeri, tahun lalu, saya pikir mereka baru datang dari Indonesia," ungkap Waetum Partai Hanura itu. 

"Ternyata mereka baru interminit, baru resign, baru dikeluarkan, baru diberhentikan oleh majikannya," ungkap Benny. 

Baca juga : Genjot Bisnis UMKM, BSI Permudah Akses Pembiayaan Syariah

Dia khawatir, para PMI yang luntang-lantung ini dieksploitasi oleh para sindikat penempatan pekerja migran ilegal. Sehingga mereka menjadi korban perdagangan orang. 

"Bagaimana keselamatan jiwa mereka, bagaimana kalau ada orang jahat kepada dirinya? Apakah kejahatan fisik, kejahatan perkosaan, itu kan dipikir negara harusnya," sambungnya. 

Benny pun sempat memberikan solusi guna mengatasi permasalahan tersebut. Namun, usulannya ditolak. Padahal, usulannya itu nantinya hanya akan menggunakan anggaran milik BP2MI. 

Baca juga : Teken Perjanjian Kinerja, Benny Ajak Pegawai BP2MI Ciptakan Budaya Transparansi

"Kita sempat usul, bisa nggak BP2MI mengatasi persoalan-persoalan itu kita punya tempat rumah singgah? Jadi dia udah tau kalau dia dikeluarkan, datang ke rumah itu. Ditanggung oleh negara makan-minum di situ, tinggal di situ sebelum anda mendapatkan majikan baru," jelas Benny. 

Benny pun bermimpi agar kelak persoalan-persoalan seperti ini bisa selesai. Sehingga kondisi dan nasib para PMI semakin membaik ke depannya. "Mudah-mudahan mimpi saya, kita semua agar pembebasan biaya penempatan sekalipun bukan di era saya memimpin sebagai kepala badan bisa diwujudkan nanti oleh kepala badan berikutnya," jelas mantan anggota DPD itu. 

"Shelter-shelter rumah aman di negara penempatan yang mengalami masalah-masalah tadi, jika KBRI tidak mampu menampung, diberi ruang, LSM-LSM bekerja sama dengan siapa untuk memiliki shelter-shelter tersebut," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.