Dark/Light Mode

Tahan Rencana IPO BUMN

Pemerintah Perhitungkan Kondisi Pasar Dan Politik

Kamis, 15 Februari 2024 07:05 WIB
Dari, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 2/12.
Dari, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 2/12.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah ogah buru-buru mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan Initial Public Offering (IPO). Sebab, langkah itu masih memerlukan sejumlah pertimbangan. Salah satunya, kondisi pasar modal di tahun politik.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap­kan, pihaknya tidak ingin me­maksakan perusahaan BUMN untuk melantai di bursa bila kondisi market-nya belum sesuai yang diharapkan.

“Kalau market-nya tidak be­gitu baik (tak akan dipaksakan. Kan harus dilihat juga kondisi perusahaannya, buat apa dipaksa IPO,” ujar Arya saat ditemui Rakyat Merdeka, pekan lalu.

Selaku pemegang saham, ditegaskan Arya, Kementerian BUMN juga masih memper­timbangkan kondisi dan ke­mampuan masing-masing pe­rusahaan. Namun jika semua kondisi mendukung, Arya me­nyarankan, perseroan yang ingin melaksanakan IPO sebaiknya dilakukan setelah Pemilu atau pada semester kedua tahun 2024.

Baca juga : Airlangga: Penyebabnya Bukan Karena Bansos…

Menurutnya, bila tak me­mungkinkan untuk IPO, peru­sahaan BUMN masih memiliki opsi lainnya dalam mencari sumber pendanaan, selain dari kas perusahaan.

“Untuk sumber pendanaan, kan bisa didapat tidak hanya dari IPO, seperti dari JV (Joint Venture), atau mencari part­ner strategis. Ada banyak kok sumber pendanaan,” jelasnya.

Senada, pengamat ekonomi Ryan Kiryanto menilai, inves­tor sedang wait and see untuk membeli saham suatu perusahaan di tahun politik.

“Kalaupun ada di pipeline (perusahaan mau IPO), itu bakal ditunda (karena Pemilu). Sebab, calon investor juga tidak mau beli. BUMN pun kalau mau IPO, harus tahu kapan timing-nya. Harus lihat kondisinya,” kata Ryan saat dihubungi Rakyat Merdeka.

Baca juga : AC Milan Vs Rennes, Rossoneri Ogah Kecolongan

Ia menerangkan, perusahaan yang melakukan IPO biasanya memiliki tujuan untuk ekspansi sehingga membutuhkan tambahan modal yang banyak.

Namun mencari sumber penda­naan tak bisa dilakukan sembarangan. Hal ini agar perusahaan tak salah langkah dan bisa mendapat­kan dana segar secara optimal.

“Jangan memaksakan diri untuk IPO, bila kondisinya tidak kon­dusif. Nanti jadi tidak maksimal serap dananya,” warning-nya.

Terpisah, Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi sedikit berbeda pendapat soal tren aksi korporasi jelang Pemilu.

Baca juga : Pesan Bek Andrea Cambiaso: Si Nyonya Tua Jangan Panik!

Menurutnya, pesta demokrasi tidak seharusnya mengganggu aksi korporasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.