Dark/Light Mode

Agar Tak Meluas, Kementan Sigap Tangani Kasus Antraks Di Yogyakarta

Rabu, 20 Maret 2024 17:47 WIB
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah saat kegiatan vaksinasi Antraks, di Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Istimewa
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah saat kegiatan vaksinasi Antraks, di Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian serius terhadap mencuatnya kasus penyakit antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul Provinsi Yogyakarta (DIY).

Kasus ini telah ditangani secara cepat dengan mengintensifkan desinfeksi, vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak. Terbukti, sejak 8 Maret 2024 sudah tidak ditemukan lagi kasus kematian ternak yang diduga antraks.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengungkapkan bahwa kasus ini telah menjadi perhatian Menteri Pertanian untuk segera diambil langkah-langkah preventif agar tidak meluas.

"Inilah kepedulian pemerintah terhadap rakyat. Harapannya yaitu wilayah kasus bisa kita isolir. Pemerintah jangan sampai lengah terhadap vaksinasi antraks. Stok vaksin kita lebih dari cukup dan tidak impor. Kita produksi sendiri," katanya saat memberikan sambutan pada kegiatan Vaksinasi untuk Pencegahan Antraks di Balai Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Selasa (19/3/2024).

Baca juga : Siang Ini Rombongan KPUD Papua Tiba Di Jakarta

Nasrullah menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih baik dari peternak tentang bagaimana menjaga kesehatan ternak dan mencegah agar kasus antraks tidak terulang.

Ia menyampaikan jika ternaknya sakit, harus segera dilaporkan kepada petugas, tidak boleh menyembelih di sembarang tempat tanpa izin, serta mengkonsumsi ternak yang sakit apalagi yang telah mati. Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri maupun masyarakat.

"Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya Antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Edukasi harus rutin diberikan kepada peternak dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," ungkapnya.

Nasrullah menambahkan, perlu memperkuat check point lalu lintas ternak yang ada dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. Aparat Kepolisian juga diharapkan menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks.

Baca juga : Zulhas: Beras Dan Cabe Sudah Turun

Pada kesempatan yang sama, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya pendataan kelompok ternak di Kabupaten Sleman dan turut memantau perdagangan ternak secara ketat.

Terutama, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah menjadi fokus utama dalam pemantauan.

"Kami telah melakukan upaya desinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks dan Pemda Sleman terus berupaya memusnahkan daging ternak kena antraks yang telah ditaruh di kulkas-kulkas, kita ambil semua, ini bekerja sama juga dengan TNI dan Polri," ujarnya. 

Dia juga membeberkan telah dilakukan pengobatan dan pemberian vitamin terhadap 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing/domba. Vaksinasi juga terus dilakukan pada zona kuning yaitu di Dusun Nawung, Kalinongko, dan Kalinongko Lor.

Baca juga : Sinar Mas Dukung Peluncuran Seragam Baru Timnas Sepak Bola

Semua ia lakukan beserta jajaran Pemda Sleman agar penyebaran antraks berhenti. Tidak hanya itu, ia menyampaikan bahwa perlu dukungan Pemprov DIY dan Lurah setempat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi agar ternak diduga antraks tidak dikonsumsi dan diperjualbelikan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.