Dark/Light Mode

Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund

Menteri LHK RI: Ini Istimewa!

Jumat, 28 Juni 2024 07:31 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith menandatangani nota kesepahaman, pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen (kanan) ikut menyaksikan momen istimewa ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith menandatangani nota kesepahaman, pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen (kanan) ikut menyaksikan momen istimewa ini.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak. MoU ini bertujuan untuk mencapai tujuan Indonesia berdasarkan rencana kerja upaya-upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.

Penandatanganan di­lakukan oleh Menteri Siti dan Se­nior Fellow BEF Lord Zac Gold­smith, saat sesi khusus Indonesia pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Momen penting ini juga disaksikan oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen.

Hadir dalam acara OTFF dan penandatanganan MoU dari del­egasi Indonesia yang terdiri dari pejabat KLHK dan para tokoh LSM bidang Kehutanan dan Lingkungan, selain mitra kerja in­ternasional dan dari media asing.

Baca juga : Posisi Zulhas Aman...

"Pada acara istimewa hari ini, kita menyaksikan penanda­tanganan MoU antara KLHK dan Bezos Earth Fund (BEF). Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kerja multipihak dari sektor swasta dan filantropi, serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Saya sangat yakin, kemitraan baru ini akan sangat produktif di tahun-tahun mendatang," ujar Menteri Siti.

Acara penandatanganan dilan­jutkan dengan diskusi Menteri Siti dan Lord Zac Goldsmith tentang langkah-langkah kunci penanganan deforestasi Indonesia dan kekuatan kebijakan sektor kehutanan di Indonesia, yang intinya adalah “high politics and strong actions”.

Lebih lanjut, Menteri Siti me­nyampaikan kolaborasi ini bera­kar pada pengakuan dan komit­men bersama atas sejumlah hal. Pertama, dukungan terhadap kepemimpinan iklim Indonesia: mengakui target ambisius Indo­nesia untuk mencapai penyerapan bersih karbon dari sektor kehutan­an dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030, sejalan dengan perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati. Kedua, perluasan upaya konservasi: komitmen untuk memperluas target perhutanan sosial, terma­suk pengakuan hukum atas hutan adat, yang ditujukan untuk kon­servasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan. Ketiga, pembentu­kan kewasan konservasi: inisiatif untuk mengelola kawasan konservasi yang ada dan membangun Taman Nasional baru di kawasan keanekaragaman hayati utama, untuk menjaga keanekaraga­man ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan.

Baca juga : Gerindra-Golkar Pisah Jalan

Keempat, kemitraan inovatif: pengembangan kemitraan konsesi konservasi dalam konsesi penebangan, yang awalnya mencakup wilayah yang luas dan bertujuan untuk memperluas secara cepat guna melindungi ekosistem penting melalui izin inovatif dan revisi rencana bis­nis. Kelima, dialog kebijakan dan penyelarasan teknis: fasili­tasi dialog kebijakan untuk menyelaraskan metodologi In­donesia dengan standar global, memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap praktik kehutanan dan peng­gunaan lahan yang berkelanju­tan. Keenam, keterlibatan multi-sektoral: keterlibatan dengan be­ragam pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal dan mitra internasional, untuk me­mastikan strategi implementasi yang komprehensif dan inklusif.

"Kemitraan ini menggaris­bawahi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Hal ini memanfaatkan keahlian dan sumber daya untuk mencapai dampak transformatif pada lanskap lingkungan hidup Indone­sia," tutur Menteri Siti.

“Saya bersyukur karena BEF merupakan filantropi besar du­nia dan saya meyakini dengan dukungan ini semakin bisa terwujudkan kerja bersama an­tar semua stakeholders, yakni Pemerintah, Pemda, LSM, Du­nia Usaha dan Komunitas. Khu­susnya untuk penguatan konser­vasi dan kinerja restorasi hutan, serta hutan adat.” Demikian Menteri Siti.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.