Dark/Light Mode
Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund
Menteri LHK RI: Ini Istimewa!
![Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith menandatangani nota kesepahaman, pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen (kanan) ikut menyaksikan momen istimewa ini. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith menandatangani nota kesepahaman, pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen (kanan) ikut menyaksikan momen istimewa ini.](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak. MoU ini bertujuan untuk mencapai tujuan Indonesia berdasarkan rencana kerja upaya-upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Siti dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith, saat sesi khusus Indonesia pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/2024). Momen penting ini juga disaksikan oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen.
Hadir dalam acara OTFF dan penandatanganan MoU dari delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat KLHK dan para tokoh LSM bidang Kehutanan dan Lingkungan, selain mitra kerja internasional dan dari media asing.
Baca juga : Posisi Zulhas Aman...
"Pada acara istimewa hari ini, kita menyaksikan penandatanganan MoU antara KLHK dan Bezos Earth Fund (BEF). Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kerja multipihak dari sektor swasta dan filantropi, serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Saya sangat yakin, kemitraan baru ini akan sangat produktif di tahun-tahun mendatang," ujar Menteri Siti.
Acara penandatanganan dilanjutkan dengan diskusi Menteri Siti dan Lord Zac Goldsmith tentang langkah-langkah kunci penanganan deforestasi Indonesia dan kekuatan kebijakan sektor kehutanan di Indonesia, yang intinya adalah “high politics and strong actions”.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan kolaborasi ini berakar pada pengakuan dan komitmen bersama atas sejumlah hal. Pertama, dukungan terhadap kepemimpinan iklim Indonesia: mengakui target ambisius Indonesia untuk mencapai penyerapan bersih karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030, sejalan dengan perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati. Kedua, perluasan upaya konservasi: komitmen untuk memperluas target perhutanan sosial, termasuk pengakuan hukum atas hutan adat, yang ditujukan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan. Ketiga, pembentukan kewasan konservasi: inisiatif untuk mengelola kawasan konservasi yang ada dan membangun Taman Nasional baru di kawasan keanekaragaman hayati utama, untuk menjaga keanekaragaman ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan.
Baca juga : Gerindra-Golkar Pisah Jalan
Keempat, kemitraan inovatif: pengembangan kemitraan konsesi konservasi dalam konsesi penebangan, yang awalnya mencakup wilayah yang luas dan bertujuan untuk memperluas secara cepat guna melindungi ekosistem penting melalui izin inovatif dan revisi rencana bisnis. Kelima, dialog kebijakan dan penyelarasan teknis: fasilitasi dialog kebijakan untuk menyelaraskan metodologi Indonesia dengan standar global, memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap praktik kehutanan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Keenam, keterlibatan multi-sektoral: keterlibatan dengan beragam pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal dan mitra internasional, untuk memastikan strategi implementasi yang komprehensif dan inklusif.
"Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Hal ini memanfaatkan keahlian dan sumber daya untuk mencapai dampak transformatif pada lanskap lingkungan hidup Indonesia," tutur Menteri Siti.
“Saya bersyukur karena BEF merupakan filantropi besar dunia dan saya meyakini dengan dukungan ini semakin bisa terwujudkan kerja bersama antar semua stakeholders, yakni Pemerintah, Pemda, LSM, Dunia Usaha dan Komunitas. Khususnya untuk penguatan konservasi dan kinerja restorasi hutan, serta hutan adat.” Demikian Menteri Siti.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.