Dark/Light Mode

Ungkap Mimpi dan Tantangan Permasyarakatan

Menteri Yasonna Mewisuda 131 Taruna Poltekip

Rabu, 15 Juli 2020 16:58 WIB
Menkumham Yasonna Laoly, dalam saat mewisuda para taruna Poltekip, di Graha Pengayoman, Kemenkumham, Jakarta, Rabu (15/7). (Foto: Kemenkumham)
Menkumham Yasonna Laoly, dalam saat mewisuda para taruna Poltekip, di Graha Pengayoman, Kemenkumham, Jakarta, Rabu (15/7). (Foto: Kemenkumham)

 Sebelumnya 
Dalam wisuda tersebut terdapat tiga lulusan terbaik dengan predikat cumlaude, yakni Didi Prasetya dari program studi Manajemen Pemasyarakatan dengan IPK 3,96, Syamsul Bachri dari program studi Teknik Pemasyarakatan dengan IPK 3,86, dan Yoga Dwi Putra Permana dari program studi Bimbingan Pemasyarakatan dengan IPK 4,00.

“Saya bangga, jarang saya mewisuda wisudawan dengan IPK 4,” ungkap Menkumham Yasonna Laoly.

Menteri Yasonna juga menyampaikan, bahwa para taruna Poltekip yang diwisuda hari ini harus terus mengembangkan diri, menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk dapat mengabdi pada Kemenkumham serta bangsa dan negara.

Baca juga : Populasi Sapi Indukan Bantuan Kementan Meningkat Di Mayoritas Provinsi

“Saya berharap saudara berjuang untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan saudara. Raih cita-citamu setinggi bintang di langit,” ucap Menteri kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, tersebut.

“Sejak dulu saya punya impian, anak-anak saya alumni Poltekip terus menapak di udara, melanjutkan pendidikan pada tingkat tertinggi, mengabdi menjadi abdi bangsa yang inovatif dan berintegritas. Jangan mencederai tempat di mana kamu bekerja, dan terpenting tidak mencederai bangsa dan negara,” ujarnya.

Menteri Yasonna menambahkan bahwa Pemasyarakatan menghadapi tantangan berat pada masa pandemi Covid-19 karena kondisi lapas-rutan yang over crowded.

Baca juga : Hari Ini Terbang Ke Serbia, Menteri Yasonna Nggak Takut Corona?

Selain itu, peredaran narkoba di dalam lapas-rutan juga jadi perhatian serius yang harus segera diselesaikan.

“Ini kondisi luar biasa, maka sikap, antisipasi, pencegahan, dan langkahnya harus extraordinary. Perlu ada kebijakan progresif. Asimilasi dan integrasi adalah upaya untuk menyelamatkan anak bangsa yang kondisinya sangat rentan dalam lapas, rutan, dan LPKA," ungkap Yasonna.

"Saya tidak akan memaafkan diri saya, sebagai manusia, kalau kita lalai ambil kebijakan dan terjadi keadaan fatal di lapas yang menyebabkan kematian yang cukup besar,” tambahnya.

Baca juga : Uni Emirat Arab Serahkan Bantuan Peralatan Medis untuk Tangani Covid–19

Pandemi Covid-19 bukan satu-satunya tantangan, Dirjen PAS untuk terus melakukan gelombang pemindahan para bandar-bandar narkoba.

"Saya tidak bertoleransi pada peredaran narkoba di dalam rutan-lapas. Ini persoalan klasik dari tahun ke tahun, jangan kita jadi keledai yang jatuh ke lubang yang sama,” pungkas Yasonna. [DIR]]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.