Dark/Light Mode

Berangkat Shalat Jumat dengan Daki Gunung

Tito Seimbangkan Jasmani dan Rohani

Jumat, 24 Juli 2020 15:46 WIB
Mendagri Tito Karnavian (Foto: Dok. Kemendagri)
Mendagri Tito Karnavian (Foto: Dok. Kemendagri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mendagri Tito Karnavian menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani setelah menyelesaikan tugasnya bersama Menko Polhukam, Wakil Ketua DPD, Kasum TNI, dan Wakapolri terkait perkembangan situasi politik terkini dan pendisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan Covid-19. Tito berolahraga mendaki Gunung Siwang dan juga melaksanakan shalat Jumat bersama di Masjid Al Fatah, Ambon, Jumat (24/7). Di sana, Tito juga menikmati pesona alam gunung Siwang yang indah dan udara yang begitu sejuk.

Kepada masyarakat, dia mengimbau agar dapat menjalani kehidupan yang produktif dan tetap mengutamakan prtokol kesehatan. Di tengah pandemi seperti ini, kesehatan menjadi nomor satu, maka dari itu pola makan yang sehat dan berolahraga juga sangat penting. Tito mengaku sangat bergembira karena dapat melaksanakan shalat Jumat bersama di Masjid Al Fatah.

Baca juga : Terapkan Protokol Kesehatan, Pengembang Lanjutkan Pembangunan

Di kesempatan itu, Tito juga mengklarifikasi berita perlakuan jenazah Covid-19 yang dikutip tidak utuh oleh media. “Saya sampaikan, jenazah Covid itu diduga mengandung virus, maka teorinya virus itu mati salah satunya menurut penelitian itu dengan cara dipanaskan. Salah satu penelitian menyebutkan, pada suhu 56 derajat celcius dia akan mati. Sehingga teorinya, teorinya ya, jenazah yang mengandung virus itu untuk membuat virusnya mati juga seyogyanya dibakar,” tuturnya.

Meskipun hal tersebut belum tentu dengan sesuai akidah agama-agama tertentu, termasuk Muslim. Oleh karena itu tekniknya, Mendagri menjelaskan kembali bahwa sebaiknya jenazah yang terpapar Covid-19 itu dibungkus rapat agar virusnya tidak memiliki celah untuk keluar atau menyebar lagi ke orang lain. Setelah itu, dimakam ditempat yang kering. 

Baca juga : Indofarma Sediakan Layanan Tes RT PCR Covid-19

“Tetapi kemudian ada media yang memotong sepotong Bahkan ada kata-kata yang di luar apa yang saya katakan yaitu jenazah Covid-19 harus dibakar. Saya tidak pernah mengatakam seperti itu. Tidak pernah,” tegasnya.

Kemudian, Tito juga berharap agar media memuat berita yang informasinya utuh sehingga tidak kehilangan konteks dasarnya. Hal tersebut juga akan menggusarkan rakyat.  Menurut laboratorium, juga seyogyanya pada suhu tertentu yang dipanaskan maka virus akan mati. Karena virus ini mengandung lemak dan selimutnya dilapisi lemak. Tetapi, hal itu tidak harus. Karena memang bertentangan dengan agama-agama tertentu. Maka, tata cara pemakaman covid-19 adalah sesuai akidah agama.

Baca juga : Antisipasi Kelangkaan Saat Musim Tanam, Pupuk Kaltim Siapkan Urea Non Subsidi

“Jadi tolong memberitakannya kalau dimuat tolong jangan dipotong-potong sehingga kehilangan konteks. Sehingga masyarakat melihatnya sepotong, masyarakat akhirnya berpikir saya mengharuskan cara dibakar. Tidak, sama sekali tidak,” pungkasnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.