Dark/Light Mode

Kolaborasi Kementan-JICA Tingkatkan Kesejahteraan Petani Jawa Barat

Kamis, 24 September 2020 11:07 WIB
Kawasan budidaya hortikultura/Ist
Kawasan budidaya hortikultura/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Program pembinaan dan pelatihan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteran petani di sejumlah daerah yang menjadi sasaran kegiatan. Pangkalnya, pelaksanaan proyek dari hulu ke hilir memiliki dampak berganda. 

"Membantu petani mempersiapkan kalender penanaman dan juga pengiriman berdasarkan permintaan dari pasar yang sudah ada atau dipilih," kata Ketua Tim Proyek JICA, Tsutomu Nishimura, terkait salah satu manfaat program pembinaan saat presentasi dalam Joint Coordination Committee Meeting secara daring, Senin (21/9).

Keuntungan lainnya, produktivitas meningkat meski kegiatan terakhir dilaksanakan saat musim hujan, seperti budi daya tomat, brokoli, buncis dan jambu kristal.

"Ada petani yang mendapatkan produksi paling tinggi sekitar 500 kilogram (kg) lebih, hampir tiga kali lipat dari yang rata-rata di Indonesia," ungkapnya.

Kemudian, harga jual yang diterima membaik lantaran kualitas produksi membaik dan hasil usaha tani langsung disuplai ke ritel. Ini seperti yang dinikmati petani Sukabumi.

Tak sekadar itu, PT Calbee Wings Food, salah satu produsen kudapan yang ikut berkolaborasi, siap melanjutkan kemitraan dengan petani dari Hikmah Farm, Kabupaten Bandung, untuk penangkaran benih kentang. Kedua pihak ini sedang membahas rencana kerja sama.

Baca juga : Solar Dryer Dari Kementan Tingkatkan Nilai Tambah Produk Mangga Di Tingkat Petani

“Kesepakatan kontrak tani yang akan dimulai bulan November 2020 nanti dan diperkirakan luasan lahan yang akan digunakan sekitar 10 sampai 20 hektare (ha)," ujar Nishimura. 

Program pembinaan dan pelatihan Kementan-JICA ini telah berlangsung sejak April 2016. Fokus kegiatan berupa pengembangan sembilan komoditas hortikultura yakni cabe, sayuran jepang, tomat, paprika, wortel kuroda, buncis, brokoli, kembang kol dan jambu kristal.

Dari sembilan komoditas, ungkap dia, petani cenderung membudidayakan tomat lokal dan brokoli saat proyek percobaan musim hujan terakhir. "(Permintaan) dari pihak pasar itu sebenarnya masih besar," jelasnya.

Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung, Jumhana. Dirinya mengungkapkan, petani peserta proyek Kementan-JICA juga bertambah luas wawasan dan keterampilannya.

“Teknologi budi daya yang diperkenalkan JICA Jepang hasilnya sangat signifikan dibandingkan dengan cara budi daya konvensional yang dilakukan oleh para petani,” tuturnya.

Karena itu, Distan Kabupaten Bandung mengajak petani peserta program untuk mentransfer ilmu yang didapatkannya kepada rekan-rekan lainnya, khususnya yang tidak berpartisipasi pada proyek JICA, agar usaha taninya meningkat.

Baca juga : Metode Sarungisasi Bisa Tingkatkan Kualitas Kakao Petani

Jumhana melanjutkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung memberikan dukungan penuh terhadap petani. Karenanya, Pemkab mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) demi kelancaran proyek Kementan-JICA.

Dengan adanya dana pendampingan ini, pihaknya bisa lebih intensif untuk melakukan bimbingan dan pembinaan. Kemudian, kegiatan-kegiatan yang dari dana APBD maupun DID (dana intensif daerah) ini antara lain (untuk) fasilitasi pertemuan-pertemuan antara kelompok tani, termasuk untuk penyuluh pendamping dan juga petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).

Pemkab Bandung juga membantu sarana prasarana (sapras) bagi kelompok-kelompok tani (poktan) yang telah mengikuti proyek Kementan-JICA, misalnya masing-masing diberi benih wortel kuroda 1 kg untuk dikembangkan dengan teknologi budi daya yang sesuai dengan arahan yang diterima.

Pun akan menyalurkan bantuan lain, seperti 100 kontainer wortel dan 1 kotak pendingin (freezer) untuk Hattaki; pengering tenaga surya (solar dryer dome) kepada Hikmah Farm; serta 50 kontainer, 3 meja baja nirkarat (stainless steel); 1 kotak pendingin; 4 timbangan digital dan 1 timbangan duduk; 2 kereta dorong; 2 kipas angin untuk Ponpes Al Ittifaq.

Jumhana berharap, program kemitraan Kementan-JICA terus berlanjut mengingat potensi sayuran di Kabupaten Bandung tergolong besar. Sentra produksi terdapat di lebih dari total kecamatan yang ada.

Sementara, Nishimura menerangkan, proyek selanjutnya akan dilakukan bulan depan saat musim hujan. Uji coba bakal berbeda, seperti pemilihan komoditas lebih selektif, area kerja lebih luas menjadi sekitar 500-1.000 meter persegi dan jumlah petani yang akan terlibat menjadi 3-5 orang per kabupaten.

Baca juga : Komisi IV DPR Dukung Pengembangan Kawasan Bawang Putih Di Jawa Barat

"Kemudian melakukan analisis yang mendetail mengenai aliran dana atau keuntungan dan kerugian," tutupnya. 

Dengan demikian, petani mengetahui persis untung dan rugi dari teknik budi daya yang diterapkan.

Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan Retno Sri Hartati Mulyandari menyampaikan apresiasi kepada JICA yang menginisiasi proyek tersebut. 

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk terus menerapkan benih unggul dan teknologi tepat guna dalam sistem budidaya pertanian dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian, yang dapat di akses pasar baik pasar tradisional maupun modern.

Retno juga menyampaikan terima kasih kepada para petani sasaran proyek JICA dan pemerintah daerah (pemda) yang berpartisipasi dalam pelaksanaan proyek ini.

"Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bermanfaat dan bisa meningkatkan kesejahteraan kita semua," tandasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.