Dark/Light Mode

Menperin: Proyek TPPI Tekan Impor Produk Kimia

Jumat, 25 September 2020 13:42 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita usai bertemau dengan jajaran direksi dan komisaris PT TPPI. (Foto: ist)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita usai bertemau dengan jajaran direksi dan komisaris PT TPPI. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian mendukung penuh proyek revamping PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, proyek pembenahan ini untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus dapat menjadikan substitusi impor.

“Kami menyambut baik kemajuan proyek revamping ini, mengingat produk-produk petrokimia khususnya produk aromatik ini sangat dibutuhkan di dalam negeri oleh berbagai perusahaan di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (25/9).

Menurut Menperin, peran TPPI bakal mampu mengurangi secara signfikan terhadap impor bahan baku kimia dan difisit transaksi berjalan Indonesia. “Tentunya ini akan bisa membangkitkan perekonomian nasional,” tuturnya.

Baca juga : Pemerintah Perlu Ancang-ancang Hadapi Penurunan Produksi Pangan

Kemenperin bertekad untuk semakin memperkuat struktur industri kimia di Indonesia agar lebih berdaya saing di kancah global. Hal ini sesuai dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0 yang memasukkan industri kimia sebagai satu dari lima sektor yang diprioritaskan pengembangannya.

“Industri petrokimia merupakan sektor hulu yang sangat strategis karena menunjang berbagai kebutuhan produksi di sejumlah manufaktur di sektor hilir,” ungkapnya. Produk yang dihasilkan oleh industri petrokimia, antara lain digunakan sebagai bahan baku di industri plastik, tekstil, cat, kosmetik dan farmasi.

Beberapa waktu lalu, Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono serta Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam menerima kunjungan Direksi dan Komisaris TPPI. Pertemuan ini menindaklanjuti peninjauan langsung Presiden Joko Widodo ke TPPI pada akhir Desember 2019.

Baca juga : Kemenperin Perkuat Industri Bahan Baku Obat

Pada kesempatan itu, Presiden Komisaris TPPI Ardhy N. Mokobombang menyampaikan, saat ini di TPPI terdapat proyek revamping platforming dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barrel per hari menjadi 55.000 barrel per hari dan kapasitas produksi paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar 180 juta dolar AS.

 Presiden Direktur TPPI Yulian Dekri menambahkan, pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang sedang dikerjakan oleh UOP sejak Maret 2020, akan ditaregtkan selesai pada akhir September 2020. “Pembangunan lima tangki saat ini sedang dalam tahap pembangunan yang diperkirakan secara keseluruhan tangki-tangki tersebut akan selesai pada pertengahan Desember 2021,” ungkapnya.

Sementara itu, proyek revamping TPPI akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan turn around, sehingga pada kuartal I-2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh. “Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor paraxylene, kami sudah mulai mengoperasikan unit produksi paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode (menghasilan produk petrokimia dan produk BBM) dan akan ditingkatkan secara bertahap,” papar Yulian.

Baca juga : Kemenperin: BMBIfest Bantu Promosikan Produk Mesin Buatan IKM

Untuk mengurangi impor paraxylene pada tahun 2021, TPPI akan memproduksi sejumlah 280.000 ton per tahun paraxylene selain juga memproduksi pertamax. Bersama dengan produksi paraxylene Pertamina sebesar 220.000 ton per tahun, total produksi paraxylene dalam negeri menjadi 500.000 ton per tahun, atau dapat mengurangi impor sejumlah 50 persen dari kebutuhan dalam negeri dan menurunkan defisit transaksi berjalan sesuai arahan Presiden Jokowi saat mengadakan kunjungan ke TPPI tahun lalu.

Pada 2022, dengan selesainya proyek Revamping tersebut, TPPI akan dapat meningkatkan produksi Paraxylene menjadi 780,000 ton per tahun, sehingga tambahan produksi tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan Paraxylene dalam negeri bersama-sama dengan Pertamina. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.