Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Digitalisasi Jadi Tumpuan
Sayang, 16.690 Desa Belum Terjamah Internet
Senin, 23 November 2020 15:23 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menilai, digitalisasi desa merupakan kunci pembangunan desa di tengah pandemi Covid-19. Namun, masih ada 16.690 desa yang belum terjangkau internet.
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar menjelaskan, di masa pandemi, digitalisasi ekonomi menjadi prioritas utama untuk memasarkan berbagai potensi dan berbagai produk yang dihasilkan desa.
Digitalisasi desa, ujarnya, mempercepat dan mempermudah warga desa untuk mendapatkan manfaat pembangunan desa. “Baik berupa efektivitas pemerintahan desa, layanan sosial di bidang pendidikan dan kesehatan, pelestarian lingkungan, ekonomi yang tumbuh, dan sebagainya,” katanya, kepada Rakyat Merdeka.
Baca juga : Baru Direvitalisasi, Rusunawa Gorontalo Siap Diserahterimakan
Penerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menjelaskan, tahapan desa digital, dimulai dari pengadaan infrastruktur internet. Lalu penggunaan sistem informasi desa dan beragam aplikasi lainnya. Akhirnya, penggunaan internet of things untuk kehidupan warga desa sehari-hari.
Saat ini, kata dia, dari sekitar total 74.000 desa, ada 57.993 desa yang sudah mendapat sinyal internet 3G dan SG. Menara telepon seluler alias Base Transceiver Station (BTS) sudah terbangun di 49.147 desa. Internet SG sudah tersedia di 38.770 desa. Internet 3G tersedia di 19.223 desa.
“Artinya, infrastruktur telematika sudah bagus di 57.993 desa,” ujar Halim.
Baca juga : KAI Tambah 13 % Kereta Jarak Jauh
Namun pembangunan infrastruktur telematika masih dibutuhkan bagi 16.960 desa lainnya. Sebanyak 7.000 desa di daerah terpencil, terluar, tertinggal (3T) pembangunan infrastruktur telematikanya dikerjakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Sisanya, 9.960 desa, pemenuhan infrastruktur telematikanya akan menggunakan dana desa 2021.
Saat ini, ada 233 desa digital, yang menggunakan aplikasi berbasis internet. Hal ini demi meningkatkan kelancaran pemerintahan desa, kesehatan, pendidikan, lingkungan.
Bahkan, ia mencontohkan, ada desa yang sudah memanfaatkan digitalisasi desa untuk kepentingan bisnis pemasaran produk desa yaitu, pasardesa.id yang dimiliki desa -desa di Kabupaten Bantul, DIY. Platform e-commerce itu tiap bulan kini omsetnya di atas Rp T00 juta.
Baca juga : Didorong Irigasi Bertenaga Surya, Jadikan Lampung Sentra Cabe Ramah Lingkungan
Adapun di Desa Detusoko Barat, Ende, NTT, mengembangkan aplikasi mobile yang terhubung ke ojek setempat. Tujuannya, untuk meluaskan pasar produk dari warga desa ke desa-desa sekitarnya.
Contoh lain, kerja sama desa dengan Tokopedia, diwujudkan dengan 57 Tokopedia Center berupa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebagai tempat mengirim dan mengambil barang di desa-desa. Adapun pelatihan memasuki e-commerce oleh Shopee, jelas Halim, mencakup desa-desa di PS kabupaten. Ada juga kerja sama dengan start up seperti Aruna. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya