Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Politisi Senayan Desak Pemerintah Percepat Pemerataan Listrik
Kamis, 6 Agustus 2020 07:48 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Jelang 75 tahun Indonesia merdeka, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Salah satunya elektrifikasi ke seluruh wilayah negeri.
Pasalnya, sampai saat ini tidak sedikit daerah yang belum teraliri listrik. Bahkan, pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa listrik menjadi "penopang" kehidupan masyarakat.
DPR pun mendesak dan mendukung pemerintah tetap membangun fasilitas kelistrikan untuk bisa memberikan akses tenaga listrik bagi seluruh rakyat.
"Kita sudah 75 tahun merdeka, kalau masih ada daerah remote yang belum mendapatkan aliran listrik, kami akan berikan dukungan percepatan," ujar anggota Komisi VII DPR Sartono di Jakarta, kemarin.
Baca juga : DPR: Salah Alokasi Bisa Bikin Perbankan Guncang
Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat ini, faktanya masih ada masyarakat Indonesia yang belum menikmati listrik. Padahal, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi hidup masyarakat. Berbagai aktivitas, baik sosial, ekonomi hingga pendidikan sangat tergantung dengan aliran listrik.
"Kita dalam posisi memberikan dukungan kepada pemerintah untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat. Kita dukung melalui politik anggaran," jelasnya.
Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengamini banyak wilayah di Indonesia yang belum terakses listrik. Masih ada ratusan desa, kebanyakan di kawasan Indonesia timur yang belum dapat menikmatinya.
Sanusi berpendapat, pemenuhan kebutuhan akan listrik sudah sangat mendesak. Di mana, hampir seluruh aktivitas ekonomi kerakyatan berbasis listrik. "Mau tidak mau, elektrifikasi merupakan variabel dominan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat," katanya.
Dia menegaskan, elektrifikasi bukan sebatas penerangan, namun harus dilihat secara luas. Karenanya, berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk terciptanya pemerataan listrik. "Bukan sekadar penerangan, tapi jadi faktor kegiatan produksi dan produktivitas masyarakat. Misalnya untuk mesin-mesin tepat guna di pedesaan," tuturnya.
Praktisi pendidikan Indra Charismiaji mengatakan, dunia pendidikan saat ini telah memasuki era digital. Karena itu, menjadi permasalahan besar jika masih ada sekolah-sekolah di Indonesia yang teraliri listrik.
"Kalau bicara listrik itu sesuatu ya sebelum digital. Jadi kalau sampai ini (listrik) belum tertangani, berat untuk ngomong pembangunan SDM. Karena di tempat lain sudah bicara digital, sementara kita masih bicara listrik," ungkapnya.
Tanpa didukung dengan ketersediaan listrik yang memadai, dapat dipastikan kualitas pendidikan akan tertinggal dari negara-negara lain. Pasalnya, teknologi sudah menjadi dasar dari semua aktivitas.
Baca juga : DPR Dukung Produksi Vaksin Covid-19 Karya Anak Bangsa
"Program besar kita adalah pembangunan SDM di era digital, bukan lagi di era non-digital, maka mindset-nya harus komplit," katanya. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya