Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Airlangga: Vaksin Tahap Awal Diprioritaskan Buat Tenaga Kesehatan, TNI, dan Polri

Rabu, 9 Desember 2020 21:58 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tenaga Kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat serta aparat Kepolisian dan TNI menjadi kelompok pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19

Hal ini disampaikan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (9/12).

Menurut dia prioritas ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Jokowi sekaligus mengikuti standar World Health Organization (WHO). Penetapan prioritas ini juga mengikuti standar yang diberikan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) serta mereka yang ahli di bidangnya.

 “Mohon kesabaran seluruh warga Indonesia, karena vaksin datang secara bertahap dan karenanya kami harus membuat prioritas,” ujarnya.

Karena sifatnya bertahap, dia meminta, protokol kesehatan harus tetap dilakukan, seperti 3T; Testing, Tracing dan Treatment, serta 3M; Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, Memakai Masker serta Menjaga Jarak.

Baca juga : Muhadjir: Vaksinasi Untuk Lindungi Kesehatan Dan Dorong Produktivitas Ekonomi

Saat ini, pemerintah telah menyiapkan vaksin untuk 65 persen total penduduk Indonesia. Sebanyak 32 juta dosis yang digratiskan melalui iuran BPJS, serta vaksin mandiri sebanyak 75 juta dosis. 

“Sebanyak 32 juta dosis disiapkan untuk yang menerima bantuan iuran BPJS yang tidak memiliki komorbit dan berusia antara 18-59 tahun. Rentan usia dan kondisi penerima ini disesuaikan dengan yang mengikuti uji klinis,” katanya.

 Sedangkan untuk vaksin mandiri, Airlangga mengatakan, dapat diakses melalui sektor industri padat karya. Di mana perusahaan menyediakan vaksin untuk karyawannya dan bisa didapat salah satunya melalui BPJS Ketenagakerjaan. 

“Tentunya nanti akan kita dorong lebih luas lagi bagi penerima vaksin. Hal ini harus dilakukan secara bertahap secara melihat efektivitasnya.” Ujar Airlangga.

 Pemerintah Indonesia telah menyiapkan pengadaan vaksin sejak Maret 2020 melalui pembicaraan dengan Sinovac dan beberapa produsen vaksin lainnya. Melalui intensitas pembicaraan dengan Sinovac, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan dimulai di Bandung. 

Baca juga : Airlangga: Vaksin Dongkrak Pede Kita Sebagai Bangsa

Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan sekaligus juga mendapatkan kesempatan untuk akses yang pertama melakukan pembelian.

“Akses yang pertama itu pengirimannya sesuai dengan jadwal yang kemarin kita terima 1,2 juta di Desember dan di tahun depan ada 1,8 juta dalam bentuk vaksin jadi (suntikan). Kemudian kita juga mendapatkan 15 juta di Desember dalam bentuk bahan baku yang akan dipelajari Bio Farma dalam melakukan produksi vaksin.” Kata Airlangga.

Menurut Airlangga, dalam tahapan persetujuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan mendapatkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), kedua lembaga ini sudah mengirim tim ke China. “Mereka sudah melihat cara pembuatan vaksin di pabriknya di China. Dengan begitu diharapkan tinggal menunggu konfirmasi, evaluasi  dari fase uji klinis ketiga dan data yang diserahkan oleh Sinovac ke BPOM,” ujarnya.

 Dari evaluasi dari fase ketiga uji klinis tersebut, Airlangga mengatakan, bahwa BPOM juga perlu mendapatkan seluruh informasi yang diperoleh oleh Sinovac di seluruh negara di luar Indonesia untuk dilakukan perbandingan. Hal ini, menurutnya, untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas serta melihat aspek keamanan, baku mutu dan prosentase keberhasilannya.

“Saat ini mereka menganalisis laporan dan menunggu hasil uji klinis dari di Bandung. Diharapkan ketiga uji klinis ini sudah didapat datanya pada awal desember dan membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk membandingkan data-data dengan negara lain,” kata Airlangga.

Baca juga : Wali Kota Bekasi Ingatkan Warganya Terapkan Protokol Kesehatan

Menurut Airlangga, Pemerintah juga sudah melakukan pembicaraan dengan produser vaksin yang lain seperti COVAX, GAVI, Pfizer, AstraZeneca PLC serta Novavax.  Selain itu, Pemerintah juga telah mengembangkan Vaksin merah Putih.  “Kami menyiapkan multi sourcedari vaksin untuk memastikan ketersediaannya,” ujarnya.

Airlangga juga mengundang masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam uji klinis. Menurutnya, masyarakat dapat menghubungi Fakultas Kedokteran di universitas-universitas yang saat ini melakukan uji klinis. Misalnya, Biofarma dengan Universitas Padjadajaran, UGM dengan Taiwan, UI dengan perusahaan Amerika. “Uji klinis ini dikoordinasi oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM,” tukas Airlangga. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.