Dark/Light Mode

Perkuat Jasa Industri, Kemenperin Kembangkan Teknologi Berbasis Industri 4.0

Sabtu, 30 Januari 2021 19:06 WIB
Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi dan Kepala BBTPPI Semarang Ali Murtopo Simbolon meninjau sistem monitoring air limbah secara real time yang dipasang di PT Dan Liris Surakarta. (Foto: ist)
Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi dan Kepala BBTPPI Semarang Ali Murtopo Simbolon meninjau sistem monitoring air limbah secara real time yang dipasang di PT Dan Liris Surakarta. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peningkatan kemampuan dan daya saing industri dalam negeri merupakan salah satu kunci menuju pemulihan ekonomi di era pandemi saat ini. Namun dalam penerapannya, pembangunan industri memiliki konsekuensi terhadap lingkungan, untuk itu perlu adanya penguasaan teknologi dan terobosan manajemen penanggulangan pencemaran industri.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di mana Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para pelaku industri manufaktur di dalam negeri untuk dapat mendukung kelestarian lingkungan hidup melalui standar industri hijau. Hal ini juga sejalan dengan program prioritas yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Searah dengan kebijakan tersebut, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengamanatkan, agar seluruh Satuan Kerja di bawah BSKJI harus aktif mengembangkan inovasi teknologi dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan industri serta dalam hal peningkatan daya saing.

"Satuan Kerja di bawah lingkungan BSKJI harus berkontribusi dalam penyelesaian berbagai permasalahan industri melalui inovasi teknologi serta perekayasaan guna mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri kedepan, sehingga secara langsung turut berpartisipasi dalam implementasi roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Doddy, Sabtu (30/1).

Baca juga : Airlangga Dorong Kemenristek Terus Kembangkan Teknologi

Untuk menjawab tantangan tersebut, BSKJI melalui satuan unit kerjanya Balai Besar Teknologi Pencegahan Pecemaran Industri (BBTPPI) Semarang menciptakan inovasi terkait dengan pemantauan lingkungan secara real time berbasis teknologi revolusi industri 4.0 yang terintegrasi dalam sistem informasi digital. Doddy mengatakan, peran Kemenperin dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi industri khususnya terkait lingkungan, di mana salah satunya adalah air limbah.

Doddy mengatakan, dalam rangka mendukung rekayasa di bidang revolusi industri 4.0 dan standar industri hijau, Kemenperin telah melakukan sejumlah inovasi terkait dengan sistem pemantauan limbah air industri yang dapat dimonitor secara real time dengan memanfaatkan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Digital yang telah dikembangkan oleh BBTPPI sebagai sistem informasi yang berorientasi kepada pelayanan industri.

Sistem monitoring air limbah ini terdiri dari perangkat analisis digital untuk parameter pH, suhu, TSS, COD, NH3-N, dan debit. Analisis tiap perangkat deteksi digital ini dikembangkan secara komprehensif untuk dapat ditransmisikan melalui internet gateway yang dikembangkan oleh BBTPPI dan mempunyai jaminan enkripsi data, sehingga dapat diintegrasikan ke dalam sistem online monitoringBBTPPI yang mempunyai fungsi sebagai evaluasi data pengukuran secara aman dan tersimpan dalam database server. 

Data pengukuran dapat dipantau baik secara real time, sehingga fleksibel dapat dilihat kapan dan dimanapun melalui perangkat yang terkoneksi ke jaringan, baik gawai digital berbasis smartphone maupun komputer. Database yang tersimpan secara Big Data memungkinkan evaluasi data secara periodik bagi industri. Untuk itu, Kepala BSKJI menambahkan terkait keunggulan alat tersebut.

Baca juga : Tunggu Regulasi Pemerintah, KAI Siap Tempatkan GeNose C19 Di Berbagai Stasiun

“Keunggulan dari sistem ini mengedepankan keamanan transmisi data pengukuran melalui enkripsi data dan penggunaan Big Data pada proses tabulasi data yang meningkatkan reliabilitas dari sistem ini. Selain itu alat ini juga memiliki fitur unggulan "adaptif", sehingga kami menyebutnya dengan Adaptive Monitoring System (AiMS),” imbuhnya.

Sistem pemantauan air limbah tersebut telah dipasang dan dioperasikan pada salah satu industri manufaktur tekstil dan garmen yang berlokasi di Surakarta, yaitu PT Dan Liris. PT Dan Liris sendiri telah beroperasi sejak tahun 1974, di mana saat ini telah memiliki pasar di 20 negara dan pasar domestik, serta didukung lebih dari 8.000 tenaga kerja terampil. 

PT Dan Liris menghasilkan 7,5 juta produksi garmen per tahun dan 55 juta meter kain per tahun serta memiliki 2.800 mesin jahit. Dalam operasionalnya, perusahaan tersebut mengeluarkan debit air 1.600 m3/hari, sehingga keberadaan alat tersebut juga mendukung program standar industri hijau dalam hal reuse air serta memperkuat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dengan mengevaluasi secara periodik dari kualitas air limbahnya. Atas dasar itu, Doddy menyampaikan apresiasinya terhadap pemanfaatan alat tersebut.

Menurut Doddy, penerapan di PT Dan Liris merupakan generasi kedua yang dikembangkan sejak tahun 2019 dan telah memasuki tahapan uji durability. Dia juga mengapresiasi BBTPPI sebagai unit pelaksana teknis bidang pencegahan pencemaran industri yang telah menciptakan inovasi dalam melayani kebutuhan industri. 

Baca juga : Unit Pendidikan Kemenperin Dorong Pengembangan GeNose C19

“Melalui sistem monitoring air limbah ini, saya berharap dapat mendorong lebih banyak lagi ide yang sejalan dengan inisiatif Kementerian Perindustrian,” tandasnya.

Kepala BBTPPI, Ali Murtopo Simbolon menjelaskan, terkait tahapan dari pemasangan sistem pemantauan air limbah tersebut. Saat ini perangkat deteksi, internet gateway, dan konstruksi peralatan sudah terpasang dan terhubung dengan dashboard sistem online monitoring BBTPPI, sehingga sudah bisa dimonitor data dari tiap parameternya. 

“Tahap selanjutnya adalah kalibrasi sensor serta melihat uji performa alat dan konektivitasnya. Melalui rangkaian alat ini kami berharap menjadi solusi alternatif dalam pilihan sistem pemantauan kualitas air limbah secara terus menerus,” jelas Ali.

Ali menambahkan, terkait kesiapannya dalam mendukung pengembangan sistem monitoring air limbah tersebut. Ke depan, pihaknya akan mengembangkan sistem monitoring air limbah dengan menerapkan teknologi artificial intelligence, untuk implementasi reuse air dari IPAL dan juga jika terjadi permasalahan, maka sistem monitoring air limbah tersebut dapat langsung memberikan alternatif solusinya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.