Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Petani Cabe Daerah Sentra Turut Amankan Pasokan Jelang Ramadan Dan Idul Fitri

Selasa, 30 Maret 2021 20:41 WIB
Cabe siap panen/Ist
Cabe siap panen/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1422 H tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo semakin ketat memastikan ketersediaan pangan strategis. 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura bersama dengan pelaku usaha cabe optimis pasokan cabe tahun ini aman.

Hal ini diketahui melalui koordinasi dengan para pelaku usaha (petani) cabe di wilayah sentra-sentra besar di Jawa. Di antaranya Blitar, Kediri, Tuban, Magelang, Temanggung, Kebumen, Boyolali, Banjarnegara, Bandung, Garut, Cianjur, Sumedang, Kulon Progo dan Sleman.

"Untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri kita harus pastikan cabe tersedia dalam jumlah yang cukup. Gejolak harga yang terjadi beberapa bulan ini tidak berlanjut hingga memasuki bulan puasa nanti," ujar Sesditjen Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari. 

Wanita kelahiran Klaten itu juga mengajak petani terus bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga ketersediaan cabe.

Baca juga : Situasi Covid Belum Aman, Muhammadiyah Sarankan Shalat Tarawih Dan Idul Fitri Di Rumah

Cabe itu tidak bisa disimpan di gudang. Stoknya di lapangan dalam bentuk standing crop. Kepemilikannya adalah petani, maka kami berharap agar petani bersinergi dengan Ditjen Hortikultura dalam mewujudkan stabilisasi pasokan dan harga," jelas Retno.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan para pelaku usaha dari kabupaten tersebut, terkonfirmasi bahwa pasokan aneka cabe aman.

Potensi luas panen cabe rawit pada April 5.851 hektare, Mei 10.178 hektare. Cabe keriting pada April 3.410 hektare, Mei 3.304 hektare, sedangkan cabe besar pada April 3.345 hektare dan Mei 2.200 hektare.

"Meski kondisi panen di Blitar saat ini mengalami penurunan akibat efek berantai sejak pandemi Covid-19, namun diprediksi luas panen cabe rawit akan terus meningkat," ujar pelaku usaha cabai asal Blitar, Sarwi. 

Petani sekaligus anggota DPRD ini menjelaskan, Blitar akan memasuki panen raya pada April - Mei dengan luas panen cabe rawit 2.080 hektare dan Mei 6.540 hektare. 

Baca juga : Pasca Pandemi, Masyarakat Gaungkan Bangga Buatan Indonesia

Sejalan dengan Sarwi, petani asal Magelang Darno mengatakan bahwa volume cabe yang dikirim dari Magelang ke Jakarta saat ini kurang lebih 30 truk. 

“Kapasitas per truk 6,5 ton. Artinya total pengiriman per hari mencapai 195 ton. Diprediksi pasokan aman pada bulan April - Mei mendatang," paparnya. 

Para pelaku usaha bersepakat untuk mendukung kegiatan untuk kemaslahatan bersama. Mereka siap mencurahkan pemikiran, tenaga dan ide-ide demi kemajuan pertanian hortikultura khususnya cabe. 

Di tengah kesibukannya mengawal Food Estate hortikultura di Sumatera Utara, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha tetap memonitor perkembangan pasokan dan harga.  

Pihaknya juga optimistis bahwa pasokan dan harga cabe pada Ramadan hingga Idul Fitri tahun ini aman. 

Baca juga : Kementan Jamin Pasokan Daging Hadapi Puasa Dan Lebaran

"Selama sepekan ini harga cabe rawit yang sempat menyentuh harga Rp 105 ribu/kg di Pasar Induk, perlahan mulai turun hingga Rp 80 ribu/kg per hari ini (28/3). Melihat pergerakan tersebut saya optimistis harga terus berangsur turun ke titik normal," ujar Tommy. 

Lebih lanjut, Ditjen Hortikultura menyusun rencana aksi pengendalian fluktuasi harga cabe dengan tiga cara bertindak mulai dari peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi produk turunan cabe serta penguatan sistem cadangan dan sistem logistik.

Pada 2021 ini, Ditjen Hortikultura akan mengembangkan cabe melalui program kampung cabe. Ke depannya, kampung cabe tersebut akan difasilitasi mulai dari sarana persemaian sampai dengan pemasaran.

“Sentuhan teknologi juga akan digunakan pada proses persemaian benih agar lebih efisien dari segi waktu, sehingga pertanaman bisa dilakukan lebih cepat," jelas Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam wawancara tertulis, Minggu (28/3). 

Dirinya menjelaskan, Ditjen Hortikultura juga mendorong penggunaan benih ke arah hibrida. Jika petani lebih memilih dengan benih lokal maka harus dapat melakukan seleksi benih dari tanaman yang sehat, sehingga tidak membawa penyakit pada tanaman berikutnya dan produktivitasnya tetap tinggi. [ KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.