Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menteri Bintang Dukung Wadah Penanganan Kasus Berbasis Gender

Jumat, 30 April 2021 15:59 WIB
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendukung penegakan hukum dan penanganan kasus berbasis gender.

Untuk itu, Menteri Bintang mengapresiasi peluncuran Center of Women Empowerment in Law Enforcement Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang merupakan wadah, utamanya bagi perempuan yang bergerak di bidang penegakan hukum untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman terkait perlindungan perempuan dan anak.

Menteri Bintang berharap wadah ini dapat memberikan advokasi, sosialisasi, dan pemahaman yang masif bagi masyarakat terkait pentingnya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang berbasis gender.

Baca juga : Kementan Dorong Petani Muda Dengan Sentuhan Smart Farming

“Segala bentuk upaya untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan tidak boleh ditunda lagi. Semoga wadah ini dapat membantu para penegak hukum perempuan untuk meningkatkan kesadaran, kepekaan, dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang mengedepankan kepentingan terbaik korban,” ujar Menteri Bintang, dalam keterangan pers yang diterima Rakyat Merdeka, Jumat (30/4).

Berdasarkan catatan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) sepanjang 2020 terdapat 7.464 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dewasa, di mana 60,75 persen di antaranya merupakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Menteri Bintang melanjutkan, pada kenyataannya korban kekerasan membutuhkan berbagai layanan spesifik dan berperspektif gender. Penyedia layanan tidak boleh menyudutkan atau menyalahkan korban terhadap kekerasan yang menimpanya. 

Baca juga : Bamsoet Dukung Pembangunan Sirkuit Internasional Batam

“Mereka juga harus diberikan pemahaman bahwa seringkali korban merasa tidak berdaya secara psikis, sehingga tidak memiliki kekuatan atau keberanian untuk melawan atau kabur dari peristiwa itu,” ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur, Totok Suharyanto mengatakan, terkait perlindungan bagi perempuan dan anak, sudah ada 8 aturan yang diterapkan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, namun yang paling sering dioperasionalkan di antaranya Undang-Undang terkait Perlindungan Anak, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

“Dalam mengatasi hal ini, kita tidak semata-mata melakukan penegakan hukum, tapi juga mencari solusi. Di Jawa Timur, hingga 2020 terdapat 309 kasus kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan tersebut mencakup pemerkosaan, pencabulan, KDRT, dan tipu gelap. Untuk kasus KDRT, masih ada kasus yang tidak dilaporkan, persoalan utamanya karena korban masih mempertimbangkan keutuhan rumah tangga,” jelas Totok.

Baca juga : PDIP Dukung Keputusan Presiden

Ketua Center of Women Empowerment in Law Enforcement Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Juansih menambahkan, wadah ini merupakan bentuk kolaborasi antara Polwan dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman, edukasi, sosialisasi, serta pendampingan yang difokuskan bagi perlindungan perempuan dan anak.

Sementara Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Badri Munir Sukoco menjelaskan, Pendirian Center of Women Empowerment in Law Enforcement dilatarbelakangi oleh Sustainable Development Goals (SDG’s) poin 5 (lima), yakni kesetaraan gender, terutama agar perempuan berdaya di bidang ekonomi maupun penguatan hukum.

“Transformasi ekonomi bisa berjalan bila ada kepastian hukum dan penegakan hukum yang baik. Keterlibatan perempuan dalam penegakan hukum sangat menentukan berjalannya ekonomi suatu negara. Jika semakin banyak perempuan yang terlibat menjadi pelaku bisnis, pelaku ekonomi, dan penegak hukum, maka akan mempercepat transformasi ekonomi,” terang Badri. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.